Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta, bahasa kasta Brahmana. Pancasila berarti "lima" dan "perpaduan batu, landasan, asas, dan perbuatan", menurut Muhammad Yamin. Hal ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Pancasila sudah ada pada masa pra-aksara sebelum abad ke-3 Masehi. Telah dibuktikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan telah berkembang dari sisa-sisa peradaban sebelumnya. Peradaban praaksara dapat ditunjukkan pada lukisan-lukisan di dinding gua Wawena di Papua, Leang-leang di Sulawesi Selatan, bahkan Kalimantan. Kerajaan-kerajaan kepulauan Indonesia abad ke-7 menyaksikan bangkitnya kerajaan-kerajaan besar seperti Dinasti Sanjaya dan Kerajaan Sriwijaya. Kemudian kedua kerajaan tersebut membangun candi Budha terbesar di dunia, Borobudur, dan candi Hindu bernama Prambanan. Kuil ini dipenuhi dengan simbol keadilan sosial, demokrasi, solidaritas, kasih sayang, dan keilahian yang kuat. Ternate, Demak, dan Samudera Pasai termasuk di antara kerajaan Islam berikutnya. Keadilan sosial dan prinsip-prinsip agama dihormati sepanjang masa kerajaan-kerajaan nusantara yang kaya raya. Tiga nilai tambahan Pancasila---kemanusiaan, persatuan, dan demokrasi---juga tumbuh subur. Negara-negara asing mulai dari India, Tiongkok, Arab, dan Eropa tiba di Indonesia pada masa penjajahan. Pada awalnya negara-negara Eropa hanya datang untuk berdagang, namun mereka segera mulai menduduki nusantara. Bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda semuanya berpartisipasi dalam koloni yang berusia 350 tahun ini.Â
KEMBALI KE ARTIKEL