Konflik dalam keluarga adalah hal yang tak terhindarkan. Perbedaan pendapat, gaya hidup, nilai-nilai yang dianut, hingga tantangan ekonomi dapat menjadi pemicu utama terjadinya konflik. Meskipun demikian, yang terpenting bukanlah menghindari konflik, melainkan bagaimana mengelola dan mengatasinya. Di sinilah peran konselor keluarga menjadi sangat krusial. Konselor dapat membantu keluarga menangani konflik dengan cara- cara yang konstruktif, membantu mereka membangun komunikasi yang lebih efektif. Komunikasi yang efektif merupakan kunci dalam menyelesaikan masalah. Namun, banyak keluarga yang belum menyadari pentingnya langkah ini, atau belum mengetahui cara untuk melakukannya. Ketika komunikasi terhambat, masalah kecil dapat berkembang menjadi konflik yang besar dan berkepanjangan. Konselor keluarga memiliki keterampilan dan teknik yang dapat membantu anggota keluarga berkomunikasi secara lebih jelas, menghargai perasaan dan pandangan satu sama lain, serta menciptakan lingkungan yang mendukung untuk penyelesaian konflik. Selain itu, konselor juga membantu keluarga memahami peran dan tanggung jawab masing-masing anggota dalam mengatasi konflik. Kesadaran diri dan empati adalah dua elemen penting yang sering kali diabaikan dalam situasi konflik. Dengan bimbingan yang tepat, konselor dapat membantu setiap anggota keluarga mengevaluasi posisi mereka masing-masing, memupuk keadilan, dan merencanakan solusi yang saling menguntungkan. Lebih jauh lagi, konselor tidak hanya berfokus pada konflik itu sendiri, tetapi juga pada faktor-faktor yang mendasari terjadinya konflik tersebut. Dengan menggali lebih dalam ke akar penyebab masalah, konselor dapat memberikan panduan yang lebih holistik dan permanen. Konselor membantu keluarga memahami pola-pola komunikasi yang cenderung merusak, dan menggantinya dengan cara yang lebih positif dan produktif. Hasilnya, keluarga tidak hanya mampu mengatasi konflik yang ada, tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan serupa di masa depan.
KEMBALI KE ARTIKEL