Mengapa sampai sekarang kasus stunting masih ada? Karena pada dasarnya penyebab awalnya masih terus terjadi sampai saat ini. Stunting dapat disebabkan oleh seluruh aspek di dalam kehidupan ini. Mulai dari aspek sosial, ekonomi, lingkungan dan juga kemiskinan. Lingkungan merupakan pengaruh terbesar dari stunting, dikarenakan kurangnya edukasi sang ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, kurangnya pendekatan masyarakat tentang asupan gizi yang memadai bagi anak terutama dalam 1000 hari pertama. Jika asupan gizi sang anak terpenuhi maka anak akan tercegah dari risiko stunting.
Stunting berdampak buruk bagi anak yaitu dapat menurunkan kemampuan kognitif dan intelektual pada anak. Jika anak terus tumbuh secara stunting maka dapat menurunkan prestasi dan kualitas bangsa. Tidak hanya itu hal tersebut dapat menurunkan sumber daya manusia yang unggul yang produktif di masa yang akan datang. Anak dalam kondisi stunting juga rentan terhadap penyakit terutama penyakit degeneratif (penyakit yang muncul seiring bertambahnya usia). Konsekuensi terburuk, dari stunting ini adalah meningkatnya kematian dan kesakitan anak.
Upaya pencegahan stunting harus dengan sigap dilakukan guna meningkatkan kualitas hidup setiap anak. Banyak sekali upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting, pencegahan ini dimulai dari ibu hamil yang perlu menjaga makanannya agar tetap sehat dan memiliki gizi yang seimbang. Karena pertumbuhan sang janin tergantung pada apa yang dikonsumsi oleh calon ibu. Perlunya edukasi lebih lanjut atas pentingnya pemenuhan gizi seimbang terutama pada daerah terpencil, Memastikan terpenuhinya kebutuhan imunisasi pada anak dan pemeriksaan rutin agar dapat mendeteksi sejak dini agar mengurangi risiko dari stunting tersebut.
Referensi
Rusliani, N., Hidayani, W. R., & Sulistyoningsih, H. (2022). Literature review: faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita. Buletin ilmu kebidanan dan keperawatan, 1(01), 32-40.
Noorhasanah, E., & Tauhidah, N. I. (2021). Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting anak usia 12-59 bulan. Jurnal Ilmu Keperawatan Anak, 4(1), 37-42.
Komalasari, K., Supriati, E., Sanjaya, R., & Ifayanti, H. (2020). Faktor-faktor penyebab kejadian stunting pada balita. Majalah Kesehatan Indonesia, 1(2), 51-56.