Dalam memahami dunia secara aktif, anak menggunakan pola, asimilasi (Asimilasi adalah proses ketika individu menginterpretasikan pengalaman baru dengan merujuk pada skema yang sudah ada dalam pikirannya), akomodasi (akomodasi terjadi ketika individu harus mengubah atau mengadaptasi skema-scheme tersebut untuk mengakomodasi informasi baru yang tidak sesuai dengan pemahaman sebelumnya), organisasi (pengorganisasian), dan equilibrasi (keseimbangan). Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur seiring dengan pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Pada setiap tahapan, kemampuan anak mengalami peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas. Â
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai empat tahap perkembangan kognitif anak menurut teori Piaget:
1. Tahap Sensory Motorik (0-2 tahun): Anak belajar melalui pengalaman sensorik dan motorik. Mereka mulai memahami objek permanen dan mulai menggunakan bahasa.
2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun): Anak mulai menggunakan simbol dan bahasa untuk merepresentasikan objek dan peristiwa. Mereka belum mampu berpikir logis dan masih terfokus pada satu aspek dari suatu objek. Dan, mereka cenderung berpikir egosentris, sulit memahami perspektif orang lain, dan masih lemah dalam operasi logika.
3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak mulai menggunakan pemikiran logis dan mampu memahami hubungan kausalitas. Mereka mampu memahami konsep konservasi dan mulai memahami perspektif orang lain.
4. Tahap Operasional Formal (11-15 tahun): Ini adalah tahap perkembangan kognitif tertinggi, di mana individu dapat berpikir abstrak, merencanakan masa depan, dan memecahkan masalah kompleks. Mereka mampu memahami hipotesis dan deduksi.