sudah lama aku ingin
mengetuk pintu rumahmu
menikmati waktu berdua
memandangi cantik wajahmu
yang mewangi ke segala penjuru
secangkir kopi selalu menanti
menuntaskan perjamuan hingga pagi
sambil bercerita tentang masa lalu
saat kanak-kanak bersiul tanpa ragu
merapikan matahari pada batu-batu kali
menikmati sapaan hujan pada pelangi
aku ingin menatap
wajahmu lekat-lekat
sebelum buruk rupa
dengan wajah sengketa
sebelum ulayat diatur persekongkolan ayat-ayat
menyeret kita hanyut dalam lekuk belayan
menggelinjang dalam ketidakadilan
menjadi jalang dan mengerang
di pucuk ilalang
kota kekinian
Mojokerto, 10-10-24