Tentu bukan tiba-tiba bila saya ingin menulis tentang beliau. Saya lupa kapan tepatnya, suami saya pernah bercerita tentang Pak Bagio yang seharusnya sudah layak menjadi profesor ketika usianya belum mencapai 40 tahun. Mungkin itulah pertama kali saya mendengar tentangnya. Beberapa waktu kemudian, sebuah media lokal yang menjadi jaringan Jawa Pos menulis khusus tentang profil Pak Bagio. Membaca artikel tersebut, mungkin cukup 1 kalimat dari saya untuk menggambarkan tentang beliau: Membanggakan, dari Jember untuk Dunia...
Ya, dalam buku berjudul Who’s Who in the World 2010 yang memiliki tebal 3.197 halaman ditambah belasan halaman pengantar, pada halaman 2.625, nama Achmad Subagio tercetak di sana sebagai dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember (FTP – UJ). Pak Bagio bersama 63 ribu orang lainnya dari berbagai belahan dunia, dengan beragam latar belakang dan profesi, masuk dalam buku terbitan Marquis Who’s Who, sebuah lembaga nirlaba di Amerika Serikat (AS) yang setiap tahun merilis profil manusia di dunia yang memiliki karakter yang telah memberikan banyak manfaat bagi sesama, seperti diantaranya juga masuk nama raja-raja di dunia, peraih Nobel, dan sebagainya.
Pak Bagio memang dikenal sebagai ilmuwan. Beliau adalah penemu modified cassava flour (mocaf). Berkat temuannya, beliau kini sudah mengembangkan industri mocaf dari hulu hingga hilir. Mister Te adalah nama gerai milik beliau yang menjual aneka kudapan berbahan baku singkong, selain Mie Jamur. Tidak hanya itu, Pak Bagio juga mendirikan pabrik Beras Cerdas yang menggunakan bahan baku mocaf tersebut. Keunggulan mocaf selain memiliki kandungan mineral kalsium yang lebih tinggi dibandingkan dengan padi dan gandum, bahan baku ini juga tidak mengandung glutein sehingga aman untuk penyandang autis dan diabetes.
Sesuai judul tulisan ini, Pak Bagio kini juga berprofesi sebagai produser grup musik. Empat hari lalu, saya memperoleh SMS: Assalamu’alaykum. Afwan Bu, ana Yanuar. Kami ingin mengundang Ibu untuk hadir di acara launching album DNA, Ahad ini, tgl 2 Februari Ba’da Ashar. Kiranya apa Ibu bisa hadir?
Yanuar menjawab: Bukan Bu, tapi Manajemen DNA.