Buat orang Yogyakarta, saya kira kiprah Prof. Suyanto cukup dikenal di sana. Beliau seorang pendidik sekaligus entrepreneur sejati. Beliau seorang motivator. Dan bagi saya, beliau yang sejak kecil diasuh nenek ini adalah salah satu orang yang inspiratif untuk saya.
Beliau termasuk salah satu pendiri Primagama di waktu lalu. Kini, banyak perguruan tinggi dan sekolah yang telah didirikannya. Bisnis beliau merambah radio, multimedia, jaringan internet, dan sebagainya. Beliau juga penulis puluhan buku dan kerap menjadi kolumnis serta narasumber di koran atau televisi di Yogya.
Banyak alumni perguruan tinggi Pak Yanto, begitu saya memanggil beliau, yang bergerak di bidang animasi, termasuk bergabung dengan produsen kartun Upin Ipin. Produksi Pak Yanto bahkan beberapa kali memenangkan seleksi film kartun di Hollywood. “Di Indonesia, produk-produk kami ditolak. Tapi di Amerika, kami dihargai. Banyak pesan-pesan yang selalu saya sampaikan di film-film kami. Tapi justru orang luar yang menghargainya....” kata Pak Yanto.
Kemarin, Pak Yanto dengan wajah khas orang yang begadang meluangkan mengobrol setengah jam dengan saya. Saya paham betul bagaimana khas wajah orang begadang karena kekhasan itu sering saya temukan di cermin saya hampir setiap pagi di waktu lalu. Alhamdulillah, belakangan ini saya mulai rutin untuk segera tidur paling lambat pukul 11 sehingga selalu bangun dengan wajah yang lebih segar.
Kemarin, Pak Yanto menunjukkan bakal buku terbarunya. Beliau mengulas tentang writing a story di balik film-film box office di Hollywood. Mulai dari Nemo, The Messenger, adduuuuuuh... saya gak hafal karena saya memang hampir tidak pernah menonton film. Tapi cover buku yang ditunjukkan beliau banyak tertulis sejumlah film-film Hollywood yang top.
Dari banyak cerita yang beliau sharing ke saya, ada kisah yang tiba-tiba begitu membuat hati saya mengharu biru. Hahahahaha, apalagi kalau tidak tentang kisah cinta... Uppssss, jangan salah ya, kisah cinta jangan selalu dikorelasikan selalu kisah cinta lelaki dan perempuan. Kisah cinta bagi saya sangat universal, bisa tentang orangtua dan anak, persahabatan, dan banyak lagi yang bagi saya itu termasuk kategori kisah cinta.
Tapi... Kali ini yang diceritakan Pak Yanto adalah tentang kisah cinta lelaki dan perempuan. Yang membuat saya terkesima, yang beliau sampaikan adalah interpretasinya tentang pesan cinta Tuhan atas kisah Nabi Adam dan Hawa yang out of the box...
“Dalam buku saya yang baru, saya menyampaikan interpretasi saya tentang Nabi Adam dan Hawa yang kerap juga menjadi alur bagi banyak film-film sukses di Hollywood.” kata beliau.
“Kalau kita renungkan tentang perjalanan Nabi Adam dan Hawa, saya melihatnya sebagai sebuah perpisahan fisik dan jiwa dari orang yang saling mencintai. Allah menghukum mereka atas sebuah kesalahan atau dosa yang sudah mereka perbuat. Mereka dipisahkan oleh ruang dan waktu serta jarak yang saaaangat jauh. Itulah cara Allah menghukum mereka dalam rangka menyucikan kembali jiwa mereka. Dalam perpisahan fisik dan jiwa itulah, Adam dan Hawa ditempa untuk meningkatkan derajat jiwa mereka dari tingkat amarah menjadi muthmainah. Ketika mereka sudah pada titik kepasrahan dan kesungguhan untuk melakukan apa yang diperintahkan Allah, Allah kemudian mempertemukan mereka kembali sebagai hadiah atas ketaatan mereka pada Allah.” urai Pak Yanto.
Ahhhh, bergetar hati saya mendengar Pak Yanto bercerita dengan mimiknya yang kadang serius kadang mencoba melucu. Ya, semua kisah cinta adalah bicara tentang hati. Apapun yang berkaitan dengan hati, bagi saya adalah sebuah kisah yang selalu menggetarkan jiwa...
“Seperti itu juga alur yang sering digunakan orang-orang Hollywood untuk mendesain cerita dari film-film sukses. Ketika ada pertemuan, mereka kemudian dipisahkan oleh berbagai ujian berat. Ketika mereka sudah berhasil melalui semua ujian berat itu, barulah mereka kemudian dipertemukan kembali. Ya, inikan analisis saya. Setiap orang mungkin bisa punya analisis berbeda.....” tambah Pak Yanto.
“Kenapa kok Pak Yanto sampai berpikir ke sana?” tanya saya.
“Tidak ada kisah terbaik di dunia ini selain kisah-kisah para nabi terdahulu kan, Mbak Iis. Kisah yang dibuat Tuhan selalu menjadi yang terbaik. Termasuk dengan kisah percintaan Nabi Adam dan Hawa. Allah pasti punya maksud baik untuk sebuah perpisahan dari dua orang yang saling mencintai. Ketika mereka melakukan kesalahan atau dosa, maka Allah ingin menghapusnya melalui ujian perpisahan. Percayalah, setelah ujian ini terlalui, dua orang yang sudah bertemu dan terpisah ini akan dipertemukan kembali. Bahkan ketika kematian memisahkan mereka kembali, mereka akan dipertemukan nanti di akherat,” tegas Pak Yanto.
Aduuuuuuuuh, sekelebat wajah seseorang melintas di wajah saya. Jika ia mendengar apa yang disampaikan Pak Yanto, apakah bergetar pula hatinya? Apakah akan berkaca-kaca matanya? Ataukah ia tidak merasakan apa-apa? Duh Rabb, apakah melalui Pak Yanto ini, Engkau ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam pikiranku? Ahhhhh, terlalu banyak kisah cinta yang sering saya dengarkan dari berbagai sahabat yang berkeluh kesah tentang cerita mereka. Semua mewarnai kehidupan saya dalam memaknai hidup dan perjalanan cinta. Sering kali saya juga menanti dan bertanya-tanya bagaimana ujung dari kisah-kisah mereka.
Tapi....
Saya tidak sepenuhnya yakin dengan yang diyakini Pak Yanto bahwa mereka yang telah bertemu, kemudian berpisah, nanti akan dipertemukan kembali. Tapi pesan penting yang saya sepakat dari Pak Yanto adalah teruslah yakin bahwa Allah punya maksud baik untuk semua ujian kehidupan, termasuk ujian cinta. Dan teruslah yakin bahwa ujian perpisahan fisik dan jiwa itu adalah cara Allah membersihkan salah dan dosa kita. Setelah kita melaluinya, maka Allah pasti akan memberi hadiah yang indah melampaui apa yang kita pikirkan. Dan jika memang ada pertemuan kembali, semoga menjadi pertemuan yang indah. Insya Allah...
*Untuk sahabat-sahabat saya: Mbak Candra dan Ka Ifa.
Wonosobo, 1 Desember 2012