Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Surat Cinta untuk Putriku, Naurah...

31 Juli 2012   17:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:23 548 5

Rasanya baru kemarin, Bunda menulis sepucuk surat cinta ketika dirimu sedang berulang tahun yang ke-1 dan ketika dirimu sekolah TK. Malam ini, Bunda tersadar, selama Naurah sekolah di SD, belum satupun surat cinta yang Bunda tuliskan untukmu. Malam ini, Bunda tiba-tiba ingin menuliskannya. Karena tahun depan...  Insya Allah engkau sudah akan memasuki jenjang SMP...

Naurah Sayang, Bunda mungkin tak bisa menemani seumur hidupmu. Masa depan adalah misteri. Dulu, engkau sering bertanya ‘Kenapa sih Bunda kok tidak sama seperti orang tua teman-teman Kakak? Kenapa sih Bunda gak suka kalau Kakak nonton sinetron? Kenapa sih Bunda mesti nyuruh Kakak ngaji setiap hari?’. Dulu, engkau juga sering bertanya, ‘Bunda itu sebenarnya kerjanya apa sih? Kakak bingung kalau ditanyain teman-teman atau ustadzah tentang pekerjaan Bunda. Gak ada yang percaya kalau Kakak bilang Bunda itu ibu rumah tangga. Teman-teman Kakak mesti bilang, ’kalau ibu rumah tangga kok sering pergi-pergi. Kalau ibu rumah tangga kok Bunda bisa ada di koran’. Perjalanan waktu akhirnya membuat dirimu perlahan memahami. Bunda senang sekali ketika Naurah suatu hari mengatakan, “Nda, Bunda memang berbeda dengan ibunya teman-temanku.” Ah Sayang, Naurah juga berbeda dengan anak lainnya. Masih ingat kah ketika Bunda tersenyum haru karena Naurah menegur Bunda yang saat itu sedang berolahraga? Naurah bertanya, “Memang kalau olahraga bisa bikin kita langsing, Nda?”. Lalu Bunda menjawab, “Bunda olahraga ini bukan mau langsing, tapi supaya keringetan. Bunda beberapa hari ini sering meriang. Mungkin karena banyak duduk mengetik, kurang bergerak.”. Lalu Naurah menjawab, “Bunda itu meriang bukan karena kebanyakan duduk. Tapi karena kebanyakan begadang. Kakak sedih kalau Bunda begadang. Bukannya di An-Naba’ sudah dikasih tahu kalau malam itu adalah selimut. Itu artinya kita harus istiraha. Harus tidur...”. Duhh Naurah, bergetar hati Bunda mendengar jawabannya Naurah...

Naurah Sayang, Bunda ingin Naurah mencintai ilmu dan menjadikan belajar sebagai kebutuhan. Jangan merasa lemah karena usiamu yang terlampau muda dibanding teman-teman seangkatanmu. Tak perlu marah dan menangis jika ada yang mengatakan sesuatu yang tak menyenangkanmu. Jangan dibalas, Sayang. Berikan saja senyuman. Allah pasti akan menyayangimu jika engkau membalas mereka dengan kebaikan. Naurah juga tak perlu minder jika diolok-olok hanya karena HP-nya tak berwarna dan tak berkamera atau juga karena kotak pensilnya sering menggunakan bekas tempat alat ukur tensi milik Abi. Bukankah Naurah bilang kalau Bunda berbeda dengan ibu teman-temannya Naurah? Meski HP dan kotak pensilnya Naurah tidak sebagus teman-teman, tapi lihat koleksi buku cerita dan eksiklopedianya Naurah yang sangat banyak. Juga untuk postur tubuhmu yang kecil, jangan berkecil hati. Naurah sedang dalam pertumbuhan. Makan makanan bergizi dan rajin minum susu, insya Allah, sebagaimana doanya Naurah ketika sholat yang hendak minta ditinggikan tubuhnya, maka kelak Naurah akan memiliki tinggi yang hampir sama dengan teman-teman. Hal-hal demikian jangan membuatmu gelisah ya, Sayang. Banyak hal yang lebih penting untuk Naurah pikirkan dan perjuangkan. Bunda bukan ingin mewariskan materi yang utama, tetapi Bunda ingin mewariskan ilmu, semangat, ketegaran, dan daya juang untukmu.

Hafidzahullahu wa barakallahu, Putriku Sayang...  Man jadda wajada... Man shabara zhafira...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun