Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

8 Jam Bersama M. Amin, Pendemo Pengadilan dengan 3 Karung Ular Kobra

1 Maret 2012   01:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:43 331 0

Ya, tanggal 7 Februari lalu, M. Amin datang ke PN Sumenep dengan membawa 3 karung ular kobra yang dilepas di lobi PN. M. Amin berorasi bak demonstran lantaran kecewa dengan cara PN memutuskan perkaranya. Kasus hukum yang dihadapi M. Amin adalah persoalan sengketa tanah melawan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep. M. Amin mengklaim lahan yang ditempati sebuah sekolah dasar negeri di Pulau Kangean, Sumenep, adalah haknya sebagai anak ahli waris. M. Amin bersama sejumlah orang warga masyarakat setempat yang juga bermasalah telah mencoba berbagai upaya mediasi, tetapi tidak pernah ada titik temu. M. Amin kemudian disarankan untuk menempuh jalur hukum.

Nah, kemarin saya tidak sengaja bertemu M. Amin dalam perjalanan menuju Sumenep. Ternyata dia menjadi teman seperjalanan saya. Bahkan, karena sesuatu hal, saya akhirnya malah turut serta menemani M. Amin di PN Sumenep yang hendak mengambil salinan putusan.

Sepanjang jalan menuju Sumenep, saya banyak tertawa dan geleng-geleng kepala dengan Mas Amin. Selain surprise karena ternyata dia tidak setua yang saya bayangkan, polahnya juga beberapa kali mengundang senyum. Apalagi ketika dia bercerita saat harus menyetir mobil dari Porong menuju Sumenep bersama 3 karung ular di bangku belakang. Ternyata Mas Amin juga punya rasa takut dan selalu melihat ke bangku belakang lantaran  khawatir ular-ularnya lepas. Dengan modal uang Rp 1.600.000, Mas Amin membeli 3 karung ular kobra beraneka ragam bentuk, panjang, dan warna.

Dari nada bicaranya, saya bisa merasakan ada ‘sesuatu’ di kepalanya yang sedang ia rencanakan. Senyum sinisnya, jari tengahnya yang kerap diacungkan, serta caranya bertepuk tangan seolah kepala gank sedang mencibir anggotanya yang melakukan kesalahan, Mas Amin berulangkali mengatakan, “Enggak bisa Is, aku harus melakukan perhitungan. Ini bukan kepada PN, tetapi sudah menjadi urusan pribadi. Ini ada permainan.....”.

Mas Amin, semoga ‘ide gila’ di kepalanya tak sampai melukai orang lain. Meski ia berulang kali mangatakan siap dengan segala konsekuensinya, tapi tak seharusnya ia memilih resiko ‘senjata makan tuan’ hanya demi menuntaskan amarahnya kepada penegak hukum yang dicurigainya melakukan kecurangan. Semoga Mas Amin mau mendengarkan masukan-masukan kuasa hukumnya dan kawan-kawannya yang ikut serta mendampingi perjuangannya untuk menuntaskan sengketa agraria dengan cara-cara yang elegan, strategis, humanis, tetapi tetap menohok... Terutama bagi mereka-mereka para mafia peradilan yang memang pantas untuk ditohok!!!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun