Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Lahan Basah Sebagai Agrikultur Daerah Kecamatan Martapura

1 September 2024   23:21 Diperbarui: 1 September 2024   23:25 193 0

Khairun Nisa 2410416120015

Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si, M.Si.

Pengantar Lingkungan Lahan Basah
Prodi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lahan basah terjadi dimana air bertemu dengan tanah. Contohnya adalah kawasan bakau, lahan gambut, rawa-rawa, sungai, danau, delta, daerah dataran banjir, sawah, dan terumbu karang. Sumber (Sekilas Tentang Lahan Basah – Kanal Komunikasi)
Hari Minggu tanggal 1 September 2024 saya melakukan kunjungan kelima desa yang ada dikecamatan Martapura yaitu Desa Bincau, Desa Bincau Muara, Desa Tunggul Irang, Desa Tunggul Irang Ilir, dan Sungai Paring.


Pemanfaatan lahan basah dalam agrikultur dapat dilakukan dengan beberapa cara yang menguntungkan, salah satunya beberapa tempat yang sudah saya kunjungi antara lain:

1. Budidaya Padi sebagai Tanaman Pangan (Desa Bincau Muara)

Lahan basah sangat ideal untuk budidaya padi karena padi membutuhkan kondisi tanah yang tergenang air. Sistem sawah yang dirancang dengan baik dapat memanfaatkan lahan basah secara optimal.

2. Hortikultural Buah (Desa Bincau)
Pemanfaatan lahan basah untuk budidaya buah dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa strategi agar tanaman buah dapat tumbuh dengan optimal salah satunya dengan memilih varietas buah yang toleran terhadap kondisi lembab atau basah. Beberapa buah yang dapat tumbuh baik di lahan basah termasuk pisang dan pandan (Pandanus odorifer).

3. Akuakultur (Sungai Paring)
Pengelolaan ikan dan udang dalam kolam-kolam yang dibangun di lahan basah juga bisa dilakukan. Ini memanfaatkan sumber daya air dengan cara yang produktif. Selanjutnya, pemanfaatan lahan basah untuk hortikultura sayur dapat sangat menguntungkan jika dikelola dengan baik.

 Berikut adalah beberapa bentuk pemanfaatan lahan basah untuk hortikultural sayur. 

 Pemilihan tanaman: Varietas sayur yang toleran terhadap kondisi lembab contohnya seperti Kangkung
Setelah mengunjungi daerah Desa Bincau dan Tunggul Irang dapat diketahui bahwa “Saat Banjir besar hingga hampir menenggelamkan rumah pada tahun 2020 membuat tanaman-tanaman seperti Kangkung dan Bayam terseret hingga ke pekarangan rumah warga (tidak hanya di daerah penanaman padi dan waduk)” ucap warga sekitar. Oleh sebab itu hampir semua rumah di daerah Bincau, Bincau Muara, Tunggul Irang, dan Tunggul Irang Ilir memiliki rumah panggung karena tanah nya yang basah dan sering terkena banjir. Dengan pengelolaan yang baik, lahan basah dapat menjadi area yang produktif untuk budidaya sayur.


Pemanfaatan lahan basah di daerah Desa Tunggul Irang Ilir banyak digunakan sebagai sarang burung walet, meskipun tanah nya yang lembab dan basah untuk peternakan sarang burung walet dapat dilakukan dengan beberapa penyesuaian khusus agar sesuai dengan kebutuhan burung walet dan memanfaatkan potensi lahan basah secara optimal misalnya menempatkan kandang walet di lokasi yang agak jauh dari genangan air langsung untuk mencegah masalah kesehatan pada burung dan masalah konstruksi dari kelembapan berlebihan. Bangunan juga harus cukup tinggi dan memiliki ventilasi yang dapat diatur untuk menjaga kelembapan dan suhu yang ideal bagi burung walet.
Selanjutnya pemanfaatan lahan basah untuk peternakan juga memerlukan pendekatan khusus untuk memastikan kesejahteraan hewan dan efisiensi operasional terutama pemilihan hewan yang tahan kelembaban seperti Bebek dan Itik.

Bebek dan itik terkenal karena kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan lembab dan dapat memanfaatkan lahan basah untuk mencari makanan. 

Namun, penting untuk mengelola lahan basah dengan hati-hati untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah kerusakan lingkungan. Pengelolaan yang bijaksana termasuk menjaga habitat alam dan menghindari penggunaan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak ekosistem.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun