Mohon tunggu...
KOMENTAR
Trip Pilihan

Semburan Kawah Kamojang

14 Februari 2022   14:54 Diperbarui: 14 Februari 2022   14:55 717 3
Berjalan di antara semburan uap panas bumi, merupakan pengalaman unik. Mendebarkan, menegangkan, sekaligus mengkhawatirkan, karena bisa saja tiba-tiba perut bumi bergolak lebih giat sehingga memuntahkan isinya lebih banyak di permukaan. Di Kamojang, ketegangan itu bisa dirasakan.Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Kamojang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Walau jarang terdengar, tetapi merupakan salah satu objek wisata andalan di kabupaten itu. Dari pusat kota jaraknya sekitar 25 kilometer. Sementara dari Bandung jaraknya kira-kira 40 kilometer. Jangan khawatir jalan rusak, akses jalan terjaga baik di sini. Beraspal licin.

Perjalanan menuju Kamojang merupakan perjalanan wisata menyenangkan. Pemandangan pegunungan serta pertanian warga cukup menyejukkan mata. Sementara delman hilir mudik di pusat-pusat kecamatan. Tetapi, tidak ada kereta kuda naik sampai ke Kamojang. Masalahnya, kawasan ini terletak pada ketinggian sekitar 1.000 meter dari permukaan laut (mdpl). Jika memang tidak membawa kendaraan pribadi, angkutan kota relatif banyak. Masuk hingga ke lokasi pemungutan retribusi masuk.

Sebagaimana namanya, di Kawah Kamojang sajian utama adalah kawah-kawah yang masih aktif mengeluarkan panas bumi. Tercatat ada 26 kawah. Nama setiap kawah, sesuai dengan keadaan kawah tersebut. Misalnya Kawah Stik Gas yang mengeluarkan gas dari lubang tanah. Kemudian Kawah Leutak, bentuk kawahnya becek seperti rawa, Kawah Kereta Api yang mengeluarkan gas panas bumi seperti suara kereta api, atau Kawah Sakarat karena kawah tersebut seakan mau mati. Selain itu ada Kawah Kamojang, Kawah Manuk, Kawah Berecek, Hujan dan Kawah Beureum.

Di antara semua kawah itu, wisatawan biasanya sangat tertarik pada Kawah Hujan dan Kawah Beureum. Letak keduanya berdampingan. Kawah Hujan mengeluarkan semburan uap panas bumi dari lubang-lubang tanah seperti jatuhnya air hujan. Semburan uap panas bumi dari lubang tanah di Kawah Hujan cukup tinggi dan mengeluarkan percikan air seperti hujan yang indah dan menakjubkan. Sementara keunikan Kawah Beureum karena dihiasi batu-batu yang semuanya berwarna merah. Dari dalam batu-batu merah tersebut mengeluarkan air panas dan uap bumi.

Wisata Kesehatan

Konon, uap panas bumi di Kamojang sangat baik untuk mengobati berbagai penyakit, terutama penyakit rematik dan tekanan darah tinggi. Selain itu, pengunjung juga bisa mencoba menggunakan lumpur lulur Kamojang.

Di beberapa sudut kawah, terdapat sumber lumpur belerang yang mendidih berwarna abu-abu menyembul dari dalam tanah. Menurut penduduk setempat, lumpur ini berkhasiat pada kesehatan kulit. Bahkan sejak dahulu, sering digunakan untuk membersihkan ketombe di kulit kepala.

Sehabis menabur lumpur di tubuh, bisa dilanjutkan dengan mandi di sumber air panas. Ada beberapa kamar mandi. Nikmati sepuasnya air panas Kamojang. Tetapi, kalau pun hanya sekedar datang untuk melihat pemandangan, pesona alam suguhan Kamojang juga menarik dinikmati. Dengan sedikit melakukan lintas alam, jajaki pepohonan yang mengelilingi kawah-kawah itu. Di sini tempat terbaik untuk menghirup oksigen murni.

Usai mengeliling hutan, mandi lumpur dan berbasuh di air panas, saatnya untuk menambah tenaga. Pada salah satu warung tersedia minuman tradisional bernama lame koneng. Minuman ini bersumber dari rebusan kulit pohon lame koneng. Rasanya pahit, tetapi fungsinya lumayan. Khasiatnya kira-kira sama dengan tumbuhan bernama akar naga di Tangkuban Perahu, serta tumbuhan pasak bumi pada beberapa tempat lain. Jadi, manfaatnya memang fokus.

Pembangkit Listrik

Keberadaan objek wisata Kamojang tidak terlepas dari aktivitas pengusahaan panas bumi untuk pembangkit listrik di daerah ini yang dikelola PT Pertamina dan PT Indonesia Power, anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sejarahnya dimulai sejak tahun 1918, ketika seorang Belanda, JB Van Dijk mengusulkan pemanfaatan sumber energi panas bumi di Kamojang. Begitulah, setelah melakukan berbagai survei dan ujicoba, akhirnya dilakukan pemboran pada sumur yang dinamakan KMJ-3.

Sampai sekarang, KMJ-3 masih menghasilkan uap alam kering dengan suhu 140 C dan tekanan 2,5 atmosfer (atm). Setelah sekian lama, pemanfaatan energi panas bumi Kamojang untuk pembangkit listrik baru dimulai sejak tahun 1983, seiring dengan dioperasikannya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Unit I dengan kapasitas 30 Megawatt (MW).

Kamojang mencatat sejarah karena di tempat inilah untuk pertama sekali, energi panas bumi dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Indonesia secara komersial. Seterusnya pada tahun 1988 kapasitas terpasang meningkat menjadi 140 MW dengan dibangunnya unit dua dan tiga (2x55 MW).

Kini, Kamojang yang merupakan salah satu dari tujuh lapangan panas bumi yang telah berproduksi, turut berkontribusi bagi ketersediaan 807 MW listrik yang bersumber dari seluruh PLTP di Indonesia. Sementara enam lainnya adalah Gunung Salak, Derajat dan Wayang Windu di Jawa Barat, Dieng di Jawa Tengah, Lehendong di Sulawesi Utara dan Sibayak di Sumatera Utara.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun