Pemerintah yang khawatir penyebaran virus tersebut semakin meluas sehingga terpaksa mengeluarkan kebijakannya untuk melakukan social distancing (menghindari perkumpulan) dan tetap berada di rumah.
Segala kegiatan dilakukan di rumah baik itu belajar, bekerja, dan beribadah di rumah.
Sehingga sekolah, universitas, perguruan tinggi dan pesantren diliburkan hingga 71 hari, dihitung dari mulai dari tanggal 20 Maret 2020.
Kuliah daring tentunya melalui media online dan menggunakan data internet. Tugas yang harus dikerjakan secara online dan harus dengan kualitas jaringan yang yang stabil dan lancar.
Tugas yang begitu banyak dan dengan jaringan yang sangat lambat tentunya sangat membuat mahasiswa menjadi pening dengan berbagai tugas yang harus dikerjakan melalui media online.
Apalagi bagi mahasiswa yang kurang mampu, jangankan untuk mengisi paket, untuk makan saja kadang susah, hal tersebut pasti menjadi salah satu hambatan bagi mahasiswa.
Libur yang dikiranya akan sangat menyenangkan, namun malah menjadi libur yang mengkhawatirkan.
Gelisah akan berbagai tugas yang diberikan, pening dalam membuat tugas dan mencari jaringan.
Apalagi jika tugasnya di kirim melalui e- learning, jaringan yang tidak memadai(lambat) sangat membuat kami kesal sendiri. Karena untuk mengirim tugas melalui e-learning membutuhkan sinyal yang kuat dan cepat, jika tidak pasti akan error dan kita harus mengulang kembali utk mengirim tugas.
Hal tersebut benar-benar menjengkelkan, awalnya begitu senang karena libur panjang, tetapi malah membuat kami menjadi galau dan resah.