Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Burung Bisa Jadi Gay Gara-gara Merkuri

4 Januari 2014   17:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:09 144 0

Merkuri, atau yang di Indonesia kerap disebut raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgam gigi, termometer, barometer, dan peralatan ilmiah lain ini sudah lama dikhawatirkan oleh masyarakat, apalagi para kaum hawa, yang amat gemar bersolek dan berdandan, langsung was-was dan tidak tenang apabila kosmetik yang Ia pakai mengandung merkuri.

Namun, yang mengejutkan adalah kandungan dalam merkuri ternyata bisa menjadikan burung bisa menjadi gay (burung yang dimaksudkan dalam artikel ini adalah “kaum avian”). Kesimpulan tersebut didapatkan dalam penelitian Peter Frederick dari Universitas Florida di Gainesville dan Nilmini Jayasena dari Universitas Peradeniya di Sri Lanka. Hasil penelitiannya sendiri dipublikasikan dalam Proceedings of the Royal Society B.

Pemberian merkuri dalam dosis rendah pada burung ibis putih ternyata bisa mengubah orientasi seksual burung. Merkuri menyebabkan banyak burung jantan berubah menjadi gay sehingga tak ada yang membuahi burung betina dan populasi anakan pun berkurang.

Untuk mendapat kesimpulan tersebut, mereka mengambil sampel 160 burung ibis putih, mencekokinya dengan metil merkuri, dan mengobservasi setelahnya. Keduanya membagi burung menjadi 4 grup dengan dosis cekokan berbeda, yaitu 0,3 ppm, 0,1 ppm, 0,05 ppm, dan terakhir tak diberi metil merkuri.

Ketiga kelompok burung yang diberi merkuri terbukti secara signifikan berubah menjadi homoseks. Pada dosis 0,3 ppm, 81 persen burung jantan berubah menjadi penyuka sesama jenis. Mereka saling kawin satu sama lain, membangun sarang bersama, dan berduaan hingga beberapa minggu lamanya.

Merkuri memang telah lama diketahui sebagai senyawa yang amat sangat beracun dan dapat menurunkan tingkat testosterone, tetapi ahli tidak memprediksi dapat berakibat sejauh ini. Merkuri itu sendiri di konsumsi oleh para burung di daerah Srilangka dan Florida dari makanan burung yg disediakan para ahli untuk mengurangi jumlah perkembangbiakan para burung. Akibatnya memang tingkat perkembangbiakannya menurun. Selain itu sebenarnya merkuri juga bisa ditemukan dari polusi akibat pembakaran batu bara dan dari tambang.

Sekarang yang menjadi bahan penelitian selanjutnya para ahli adalah efek merkuri tersebut di binatang binatang liar lainnya. Perlu diselidiki terlebih dahulu apakah merkuri akan memberikan efek yang sama terhadap spesies lainnya. Dan juga menurut Frederick, sejauh ini tidak ada bukti yang mengungkapkan pengaruh merkuri pada orientasi seksual manusia, kecuali jika dilakukan studi jangka panjang untuk mengetahuinya. Semoga saja tidak sampai masuk ke “ranah” manusia.

(Sumber: nationalgeographic.com, kompas.com, Wikipedia)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun