Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Tuhan... Kenapa Aku Diuji?

8 Juli 2022   19:51 Diperbarui: 8 Juli 2022   19:58 234 4

Seringkali terbesit pertanyaan ini didalam benak kita. Kenapa aku yang diuji? Kenapa beban ini terasa begitu berat? Kenapa masalah demi masalah datang menghampiri? Apa salah dan dosaku? "Eits, itu belum seberapa Ferguso!". Pada hakikatnya ujian adalah pertanda bahwa Allah mencintai hamba-hambaNya yang beriman. Bahkan sekelas Nabi dan Rasulpun tak luput dari ujian dalam hidupnya. Sesungguhnya Allah ingin menaikkan derajat dan kemuliaan seseorang melalui ujian tersebut. Bisa jadi ujian yang datang menghampiri adalah penanda bahwa Allah sedang rindu pada hambaNya. Karena bagi mereka yang beriman akan senantiasa bersabar dalam menghadapi ujian, tetap istiqomah dan bertawakal, bahkan lebih mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Sebaliknya bagi yang tidak menyadari panggilan kerinduan Yang Maha Kuasa, malah berbalik arah menjadi kecewa, marah, dan menjauh dariNya. Kenapa kita seakan tak terima dengan ujian yang menimpa, sedangkan Nabi dan Rasul yang dijamin masuk surga saja ikhlas menerima ujian yang berlipat kali jauh lebih berat.


La yukallifullahu nafsan illa wus'aha.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya" (QS Al-Baqarah ayat 286). Apabila saat ini anda merasa sedang diuji, maka berbahagialah karena menjadi hamba yang terpilih.

Sebagaimana firman Allah


"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, lantas tidak diuji lagi? Sungguh Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta" (QS. Al Ankabut: 2-3).

Ujian juga bisa berupa musibah yang menggugurkan segala dosa dan kesalahan kita. "Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman di dunia. Jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka Dia menahan hukuman kesalahannya sampai disempurnakanNya pada hari kiamat" (HR Imam Ahmad, At Turmidzi, Hakim, Ath Thabrani dan Baihaqi)

Ingatlah kisah-kisah singkat keteladanan para Nabi yang sabar dalam menghadapi ujian sebagai berikut:

  • Ketika perahu yang ditumpangi nabi Yunus terombang-ambing oleh badai di lautan, akhirnya disepakati untuk membuang sebagian muatan barang-barang dan juga penumpang termasuk nabi Yunus. Naas selain dibuang kelaut juga dimakan ikan raksasa yang disebut dengan ikan Nun. Ditengah kesulitan nabi Yunus tetap sabar, berdzikir, memohon ampun dan pertolongan Allah melalui doa

 

La ilahaila anta subhanaka ini kuntu minadholimin. Doa yang sepertinya sederhana namun dalam maknanya. "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang dholim". Doa tersebut membuat Allah menerima taubatnya dan menyelamatkan dari kegelisahan. Setelah tiga hari berada dalam perut ikan yang sunyi dan gelap, ikan Nun menepi dan memuntahkan Yunus kepesisir yang tandus.

  • Nabi Zakaria yang hingga di usia senja belum dikaruniai keturunan. Ia khawatir jika tidak memiliki penerus dakwah apabila sampai akhir hayat tidak memiliki keturunan. Sementara secara logika manusia, usia istrinya pun sudah tidak produktif, bisa dikatakan mandul. Namun mereka tidak berputus asa, terus berikhtiar dan berdoa tiada henti. Salah satu doa yang dipanjatkan yakni

 

Rabbi laa tadzarni fardawa anta khairul waaritsin. Artinya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah pewaris yang paling baik". (QS Al Anbiya: 89). Hingga tiba waktunya Allah mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan dan memberikan mukjizat berupa seorang putra istimewa yaitu Yahya.

  • Rasulullah SAW yang sepanjang perjalanan hidupnya mengalami banyak sekali ujian. Diantaranya sejak dalam kandungan sudah menjadi yatim, ditambah lagi di usia enam tahun menjadi piatu, dan di usia delapan tahun juga ditinggalkan oleh kakek yang mengasuhnya. Kesabaran Rasul masih diuji hingga dewasa yakni kehilangan istri tercinta, Khadijah dan paman tersayang, Abu Thalib. Ketika berdakwah pun cobaan datang bertubi-tubi, dihina, dicaci maki, dilempari batu, hingga diusir dari kota suci Mekah. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam paling tinggi derajat keimanannya karena beliau selalu bersikap tenang, ekstra sabar dan tetap bertawakal meskipun melewati ujian-ujian yang teramat berat. Salah satu doa yang sering diucapkan saat tertimpa kesusahan adalah

Yaa hayyu ya qayyum birahmatika astaghiits. "Wahai Zat yang hidup lagi menghidupkan, dengan rahmatMu aku memohon pertolonganMu" (dalam kitab Sunan At Tirmidzi dari Anas Radiyallahuanhu.

Maka senantiasa berkhusnudhonlah atas apapun yang terjadi pada diri kita. Bukankah tak sehelai daun pun yang jatuh tanpa seijin Allah Azza wa Jalla? Teruslah yakin dan percaya dengan kekuatan doa. Doa adalah senjatanya orang-orang beriman. Doa mencerminkan rasa tunduk dan pasrah kepada Allah Tuhan Yang Maha Mengabulkan Doa.


Rabbana atina fiddunya khasanah wafil aakhiroti khasanah waqina adzabannar. "Ya Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari adzab neraka" (QS. Al Baqarah: 201). *deeja



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun