Maya: "Ini menakutkan, Rizky. Hutan ini dulu adalah rumah bagi begitu banyak makhluk hidup."
Rizky mengangguk serius, "Ya, deforestasi telah menghancurkan habitat alami mereka. Kita harus bergerak cepat untuk menyelamatkan yang tersisa."
Mereka terus berjalan, mencari jejak komodo. Tiba-tiba, mereka mendengar suara gemuruh dari kejauhan.
Maya: "Apakah itu...?"
Rizky: "Ayo kita lihat."
Mereka berlari ke arah suara itu dan menemukan seekor komodo yang terluka di tanah yang gersang. Komodo itu terlihat lemah dan kelelahan.
Maya: "Oh tidak, dia terluka parah."
Rizky: "Kita harus membawa dia ke pusat rehabilitasi secepat mungkin."
Mereka bekerja sama mengangkat komodo itu dengan hati-hati dan membawanya ke mobil mereka. Selama perjalanan, mereka berbicara kepada komodo itu dengan lembut, berharap memberinya sedikit kekuatan.
Maya: "Jangan khawatir, kita akan membantumu pulih."
Tiba di pusat rehabilitasi, mereka memberi tahu petugas tentang keadaan komodo tersebut. Dokter hewan segera mengambil alih dan memulai perawatan darurat.
Dokter: "Kondisinya sangat serius, tapi kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya."
Maya dan Rizky menunggu dengan cemas di luar ruangan perawatan. Mereka berharap dan berdoa agar komodo itu bisa bertahan.
Beberapa hari kemudian, dokter memberi kabar bahwa komodo itu telah pulih secara perlahan. Maya dan Rizky bersorak kegirangan. Mereka tahu masih banyak kerja yang harus dilakukan untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.
Mereka berjanji untuk terus berjuang melawan deforestasi dan untuk melindungi habitat alami komodo serta makhluk-makhluk lainnya. Keheningan terakhir dari kepunahan komodo akan menjadi permulaan bagi perubahan yang lebih baik, di mana alam kembali gemuruh dengan kehidupan yang beraneka ragam.