Seorang pemikir, baik yang berpikiran sederhana dan dangkal, yang mendalam ataupun yang tercerahkan, harus selalu serius dan sungguh-sungguh di dalam berpikir. Memang benar, seseorang yang berpikir sederhana dan dangkal, kesederhanaan atau kedangkalannya dalam berpikir tidak akan membantunya untuk berpikir serius. Akan tetapi, ketika dia berusaha menjauhkan diri dari kesia-siaan dan keterbiasaan (rutinitas) berpikirnya yang sederhana dan dangkal, dia akan mampu berpikir serius. Keseriusan dalam berpikir tidak selalu membutuhkan kedalaman, meskipun kedalaman dalam berpikir jelas akan mendorong pelakunya untuk senantiasa berpikir serius. Keserius-an dalam berpikir juga tidak selalu membutuhkan kecemerlangan, meskipun kecemerlangan berpikir meniscayakan keseriusan dalam berpikir. Alasannya, keseriusan dalam berpikir tidak lain adalah berpikir yang memiliki tujuan (bukan asal berpikir) yang didukung oleh adanya usaha untuk merealisasikannya, di samping disertai dengan adanya gambaran yang baik tentang fakta yang akan atau sedang dipikirkan.
KEMBALI KE ARTIKEL