Mantan Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf kembali mendapat kesempatan memegang jabatan. Salah seorang kandidat ketua MPR beberapa hari lalu tersebut sedang menatap posisi sebagai presiden Inter-Parliamentary Union (IPU).
saat ini parlemen Indonesia memiliki kesempatan memimpin organisasi internasional yang berdiri sejak 1889 tersebut. Karena itu, dukungan dari sejumlah elemen di tanah air akan menjadi modal yang sangat berarti ketika bersaing dengan sejumlah kandidat dari negara lain.
Pemilihan presiden IPU rencananya digelar pada 12-16 Oktober. Forum tersebut akan dilaksanakan di Jenewa, Swiss. Sebanyak 120 anggota IPU akan hadir dalam pertemuan itu untuk menentukan presiden baru yang saat ini dipegang anggota parlemen dari Maroko Abdelwahad Radi. "Indonesia sekarang saatnya memimpin dunia," tandas wakil ketua umum DPP Partai Demokrat tersebut.
Sejak periode lalu, Nurhayati berkecimpung di IPU. Dia duduk sebagai anggota komite eksekutif dan subkomite bagian keuangan. Di level internasional, Nurhayati hingga saat ini juga mengetuai Women ASEAN Inter-Parliamentary Assembly.
Dalam perpolitikan tanah air beberapa waktu terakhir, politikus perempuan tersebut sempat diwacanakan bakal mendapat sanksi dari SBY sebagai ketua umum Demokrat. Itu berkaitan dengan aksi walkout anggota Fraksi Demokrat di DPR saat sidang paripurna pengesahan UU Pilkada beberapa waktu lalu.
Meski demikian, pencalonan Nurhayati hampir dipastikan bakal melaju. Ketua DPR Setya Novanto termasuk yang sudah menyatakan ikut mendukung langkah Nurhayati ikut bersaing dalam pemilihan presiden IPU. Bendahara umum DPP Partai Golkar itu bahkan telah meminta menteri luar negeri untuk ikut menggalang dukungan.