Maka itu kalau kita membuka alQuran ayat- ayatnya bertebaran akan nasehat kesabaran.
contoh:
“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat dan (sabar dan shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)
Sebetulnya fitnah fitnah itu tak akan membuat kita jadi hina atau membuat si memfitnah menjadi mulia. Tidak akan pernah!
Fitnah sebetulnya sisi lain dari pujian. seperti sekeping mata uang. keduanya adalah ujian.
simak firman Allah berikut ini :
“Apakah manusia mengira dengan mereka mengatakan: ”kami beriman!” akan dibiarkan saja tanpa diberi cobaan?” (QS.Al-Ankabut: 2).
“Dan sungguh Kami benar- benar akan menguji kalian, sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar- benar mempersungguh dalam agama Allah dan orang-orang yang bersabar di antara kalian.” (QS.Muhammad: 31).
kesabaran! ya itulah kuncinya. tak usah ambil pusing dengan fitnah2, fokus saja pada kebaikan.
Seperti mentari yang sinarnya memenuhi bumi tak peduli ketidak syukuran manusia (kan banyak toh orang yang bilang, iiihhh matahari panas sekali bla..bla.. ) toh matahari tetap bersinar.. menerangi bumi.
ada juga nasehat dari om Mario Teguh :
Hati adalah tujuan pemuliaan, sebagaimana ia juga obyek perusakan.
Sesuci-sucinya hati, akan menjadi kotor jika ia tidak dipelihara dan dibiarkan bereaksi buruk terhadap fitnah.
Sekusam-kusamnya hati, akan memulia, jika ia bereaksi terhadap fitnah dengan penuh kasih, dan menyambut kebaikan dengan penuh syukur.
Tidak ada di antara kita yang suci. Tapi, berupaya mensucikan diri itu indah. @Mario Teguh
so tak ada waktu untuk memikirkan orang yang memfitnah, lebih baik pikirkanlah orang yang mencintai kita menyayangi kita yang peduli pada kita, biarlah mereka pikirkan kita, kita tak ada waktu pikirkan mereka!
terakhir saya cuplikan puisi "Aku -ingin hidup 1000 thn lagi"
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
(“Aku” Chairil Anwar)
ujian adalah tanda kita akan naik kelas!