Perkembangan teknologi informasi telah membawa perubahan fundamental dalam lanskap dakwah Islam. Da'i tidak lagi terbatas pada mimbar masjid atau pengajian tatap muka, melainkan dapat menjangkau ribuan bahkan jutaan mad'u melalui platform digital seperti media sosial, podcast, dan kanal YouTube. Fenomena ini membawa tantangan sekaligus peluang dalam mengukur efektivitas dakwah.
Selama ini, keberhasilan dakwah sering diukur melalui indikator sederhana seperti jumlah jamaah yang hadir dalam suatu pengajian atau jumlah santri di pesantren. Namun, di era digital, pengukuran semacam ini menjadi kurang relevan. Seorang dai bisa saja memiliki jutaan pengikut di media sosial, tetapi pertanyaannya: apakah jumlah follower dapat dijadikan ukuran keberhasilan dakwah.
Berikut beberapa indikator baru yang perlu dipertimbangkan dalam mengukur keberhasilan dakwah di era digital:
1. Engagement Rate dan Kualitas Interaksi
Tidak cukup hanya melihat jumlah pengikut atau viewers, perlu diperhatikan tingkat keterlibatan audiens melalui komentar, diskusi, dan sharing konten dakwah. Kualitas interaksi ini mencerminkan seberapa dalam pesan dakwah terserap oleh mad'u.