Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Sebuah dialog: belajar dari terumbu karang

8 November 2011   10:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55 185 1
Hari itu 30 November dua tahun yang lalu, tepat dihari ulang tahunku. Satu hari setelah idul adha dan kita memutuskan untuk berpisah. Kamu mengantarku ke sebuah pantai tempat kesukaanku melepas keluh. Di sana kita bermain air. Di sana kita mencari kepiting kecil. Di hari yang cerah. Bersama hembusan angin dan suara perahu nelayan, kita duduk ditepian karang sambil menatap alam serta mendengarkan lagu jawa bernada gamelan "KEBO GIRO" yang biasa ada diacara pengantin adat jawa atau film misteri. Dan muncullah pertanyaan itu darimu.
"Ning, tahu ga kenapa karang itu lama-lama habis?"
Setelah beberapa menit berfikir tak jua ku temui jawab kau pun menjawab.
"Karena setiap hari terkikis oleh ombak, Ning. Begitu juga dengan bakat, tak ada yang muncul dengan sendirinya. Semua berproses. Bakat pun butuh diasah agar semakin tajam dan tidak hilang" urainya.
"Ning, pulang yuk"
Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung mengikuti langkahnya merapihkan diri dan meninggalkan jejak kami di pantai Duta Wisata. Dengan sebuah pelajaran berharga yang tidak akan Ning lupa, makasih mas Rhe.

Dapoer kata, 8 November 2011
Koki Kata
Elia Noviyanti

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun