"Jadilah kau hujan atau apa saja yang menyejukkanku, kekasih" tulis Kompasianer
Saqti Abonkze dalam sebuah puisinya yang berjudul "
Sebuah Pinta". Dia kemudian melanjutkan,
"Aku, tetap sebagai bumi; menadah segala apa yang langit jatuhkan;/ berharap itu embun atau air mata doa-doa yang kau panjatkan".
KEMBALI KE ARTIKEL