Kriteria Agunan yang Diterima
Tidak semua aset dapat diterima sebagai agunan. Kreditur biasanya menetapkan kriteria tertentu agar aset tersebut layak dijadikan jaminan. Berikut adalah beberapa kriteria utama agunan:
1. Bernilai Ekonomis
Aset harus memiliki nilai yang dapat diukur secara ekonomis dan cukup untuk menutupi jumlah pinjaman jika terjadi gagal bayar.
2. Legalitas yang Jelas
Agunan harus didukung oleh dokumen legal, seperti sertifikat tanah, BPKB kendaraan, atau surat-surat kepemilikan lainnya.
3. Mudah Dicairkan
Kreditur cenderung memilih aset yang mudah dijual kembali, seperti properti atau kendaraan, untuk mempercepat proses penyelesaian jika diperlukan.
4. Bebas Sengketa
Aset yang dijadikan agunan harus bebas dari sengketa hukum atau klaim pihak ketiga.
Jenis-Jenis Agunan
Ada berbagai jenis agunan yang umumnya diterima oleh lembaga keuangan, di antaranya:
1. Agunan Berupa Properti
Properti, seperti rumah, tanah, atau bangunan, sering dijadikan agunan karena memiliki nilai tinggi dan cenderung stabil.
2. Kendaraan Bermotor
Kendaraan bermotor seperti mobil atau motor juga sering digunakan sebagai agunan, terutama untuk pinjaman dengan nilai lebih kecil.
3. Deposito atau Surat Berharga
Deposito berjangka, obligasi, atau saham dapat dijadikan agunan karena mudah dicairkan dan memiliki nilai yang jelas.
4. Aset Usaha
Dalam konteks pinjaman usaha, mesin, peralatan, atau stok barang dagangan dapat digunakan sebagai agunan.
5. Barang Berharga Lainnya
Barang seperti perhiasan emas, logam mulia, atau barang antik juga dapat diterima, meskipun penggunaannya lebih jarang.
Kesimpulan
Agunan berfungsi sebagai pengaman bagi kreditur sekaligus memberikan kesempatan bagi debitur untuk mendapatkan pinjaman dengan nilai lebih besar. Memahami kriteria dan jenis-jenis agunan dapat membantu debitur memilih aset yang tepat untuk dijadikan jaminan. Selalu pastikan bahwa aset yang dijadikan agunan memiliki legalitas yang jelas dan nilai yang cukup untuk menghindari masalah di kemudian hari.