20 tahun yang lalu, di rumah orang tuaku yang tinggal di sebuah pedesaan di daerah Nganjuk - Jatim, setiap bangun pagi selalu kubuka jendela kamarku yang kebetulan menghadap ke timur sehingga sinar mentari langsung menerobos masuk ke celah-celah kamarku dan kuhirup
udara pagi yang segar dan sangat terasa bahwa udara pagi tersebut masuk ke paru-paruku dan menghipnotis otakku untuk menyebut namaMu "
Ya Alloh terima kasih banyak telah Kau bangunkan aku pagi ini dan Kau berikan nikmat yang luar biasa berupa sinar mentari dan udara yang bersih dan segar sehingga ku bisa menikmati hidup dengan sehat sampai akhir hayat." Setelah 20 tahun berselang, pada saat saya mudik ke rumah ortu waktu lebaran kemarin bersama istri dan bidadari kecilku, saat itu aku bersama keluarga kecilku menempati kamarku dulu, dimana desain kamar dan atributnya yang masih belum berubah baik letak dan isinya, hanya cat kamar saja yang berubah menjadi lebih terang. Seperti biasanya aku selalu bangun pagi dimana dari dulu sampai sekarang hal itu tidak pernah berubah karena saya selalu teringat akan pesan ortuku bahwa dengan bangun pagi akan selalu terbuka pintu rejeki yang besar dariNya dimana kita bisa melakukan bannyak hal kebaikan seperti ibadah sholat Subuh, berolahraga dan menikmati pemandangan pagi yang sangat menakjubkan yang Alloh berikan. Hakekat bangun pagi juga aku tanamkan kepada keluarga kecilku sehingga tercipta kebersamaan yang sinergis dan akumulatif dalam kebersyukuran kami kepada Alloh SWT atas segala nikmat dan rahmat yang Beliau berikan. Kami selalu tersenyum menatap hari esok dengan keceriaan dan kesegaran yang kudapat ketika pagi menjelang. Kumulai aktifitas di pagi hari dengan kebersyukuran lebih atas semua nikmat dan karuniaNya. Tetapi suasana di pagi ini terasa berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, tepat pukul 05.oo WIB, setelah sholat subuh, kubuka jendela kamarku hal pertama yang kurasa adalah sinar matahari yang langsung menyapa wajahku...wow...sepagi ini matahari dah muncul dan sinarnya terasa sedikit panas menyapa kulit wajah dan tanganku, lebih kaget lagi setelah menghela nafas panjang kuhirup udara pagi sebanyak-banyaknya..tak terasa segar seperti sebelumnya. Mengapa hal ini bisa terjadi di daerahku, sebuah pedesaan yang jauh dari perkotaan ? Akhirnya kucari tahu dan bertanya pada ortuku, dan beliau menjelaskan bahwa hal ini dah berlangsung setengah tahun yang lalu sejak dibuat proyek perumahan yang mengambil lahan persawahan dan beberapa proyek perusahaan yang didirikan di ujung desa. Yah ternyata ulah manusia lagi yang menyebabkan udara bersih di desaku menjadi tercemar, apalagi ditambah dengan menipisnya lapisan ozon di bumi yang berdampak pada global warming menjadikan kultur di desaku berubah dari sejuk dan asri menjadi panas dan terpolusi.
KEMBALI KE ARTIKEL