Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

MAK ROMLAH

3 Juli 2013   02:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:06 136 0
Jika kuingat nama Mak Romlah, selalu terbayang seorang wanita renta yang berjuang gigih di tengah carut marutnya jaman, hanya demi satu tujuan yaitu menafkahi keluarganya dan membentuk putra dan putrinya menjadi manusia hebat yang selalu bermanfaat buat sesamanya. Saya berkenalan dengan Mak Romlah ketika saya sedang menunggu istri saya yang sakit di rumah sakit di daerah Lawang-Malang pada bulan November 2012.  Istriku terkena penyakit kandungan lebih tepatnya penyakit Miom dan harus menjalani operasi dikarenakan penyakit tersebut sudah membesar dan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat dan mengganggu program kami untuk menambah si buah hati. Salah satu bentuk ujian yang harus kulewati dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, karena saya yakin bahwa akan ada kebaikan setelahnya. Yah penyakit yang selama bertahun-tahun bersemayam di rahim istriku, dan sudah berbagai obat alternatif sudah kami coba karena jujur istriku sangat takut dengan meja operasi. Ikhtiar dan do'a sudah kami lakukan untuk bisa sembuh dari penyakit ini, tetapi rupanya Alloh SWT belum berkenan untuk menyembuhkannya dan memberikan ujian yang sedikit lebih berat untuk kami dengan memberikan rasa sakit yang amat sangat, sehingga kami memutuskan untuk melakukan operasi sebagai satu-satunya cara agar penyakit ini bisa disembuhkan. Pergulatan batin yang hebat untuk kami bisa memutuskan sesuatu hal yang yang sangat penting dan yang membuat istriku sangat takut untuk naik meja operasi karena kejadian dari sebagian teman-temannya yang mengalami nasib kurang baik dengan meja operasi. Alhamdulilah aku berhasil meyakinkan istriku untuk melakukan operasi tanpa perlu merasa ragu dan takut untuk melakukannya... karena sebagai suami tersayang saya akan rela melakukan apapun untuk kebahagiaan keluargaku... Waduh kok jadi bahas istriku nih, padahal judulnya Mak Romlah.. maaf lagi konslet nih dan terbawa suasana romance bersama istri tersayang di rumah sakit hehehe... lagi-lagi kebersamaan yang membuat kami bisa keluar dan berhasil menyelesaikan ujian dengan baik meski nilainya masih standart tapi insyalloh lain waktu akan lebih baik lagi... Selama 4 hari istriku di rumah sakit, saya dengan setia menunggunya dengan penuh cinta dan kasih sayang, aku serasa lahir kembali dengan nostalgia lama yang penuh dengan romansa. Hari-hariku kulalui dengan penuh kebahagiaan, pagi hari aku harus menyuapinya dan memberikan kecupan di kening serta memegang tangannya dan tak pernah lelah kuucapkan "Hari ini kamu sangat cantik dan membuatku makin mencintaimu dan aku takkan pernah meninggalkanmu dalam kondisi apapun, tetap semangat ya karena sebentar lagi Alloh SWT akan mendengar do'a kita." Tak terasa titik air mata menetes di pipi istriku, seraya dia berkata "Mas, maafkan aku yang telah merepotkanmu dan belum bisa menjadi istri yang baik yang bisa kaubanggakan, aku sangat bahagia dan bangga bisa bersuamikan dirimu dan tetaplah menjadi imam yang baik bagiku dan putri kita, mudah-mudahan banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian ini." Waduh jadi nangis nih ane denger istriku bicara gitu... yah itulah sekelumit kejadian di pagi hari setelah pasca operasi, dan setelah melakukan kewajibanku terhadap istri, aku keluar rumah sakit untuk mencari makan, maklum lapar banget nih.  Kupacu kendaraanku dengan perlahan, sambil melihat kiri kanan siapa tahu ada warung yang buka, karena waktu itu masih pukul 07.00 WIB. Setelah berjalan kira-kira 4 km, aku melihat disisi kiri jalan sebuah warung sederhana yang tidak permanen sudah buka, langsung saja kuparkirkan kendaraanku di sisi jalan. Ku bergegas melangkah menuju warung sederhana yang terletak di pinggir sungai kecil, dengan bangunan tak permanen dengan tiang penyangga kayu dengan perkiraan luas warung sekitar 2.5 x 3 meter memperkuat identitasnya sebagai warung sederhana dengan beberapa atribut yang menyertainya. Ketika ku masuk, sapaan wanita renta membuatku tersenyum dengan memberikan salam, dengan ramahnya wanita tersebut mempersilahkan aku untuk duduk, sambil menanyakan mau sarapan menu apa dan minumnya... Akhirnya ku menyebut makanan kesukaanku yaitu "Pecel" dan alhamdulillah ibu tersebut mengiyakan. Sambil menunggu ibu tua tersebut mempersiapkan sarapanku, aku melihat warung tersebut lebih detil. Satu meja dengan dua kursi, dan yang membuatku trenyuh adalah sebuah kompor yang digunakan oleh ibu tersebut. Ternyata dia menggunakan kompor minyak tanah dan bukannya elpiji. Aku menanyakan perihal kompor tersebut, si ibu menjawab bahwa tidak kuat membeli tabung elpiji dan kompornya serta takut jika nanti meletus seperti banyak kejadian yang menimpa masyarakat kita akhir-akhir ini. Aku bertanya lagi, bukannya minyak gas harganya sudah tinggi melebihi harga elpiji... lagi-lagi aku dikejutkan dengan jawaban ibu yang mengatakan bahwa dia mendapatkan minyak gas dengan harga murah, ada subsidi minyak gas di daerahnya dan hal itu masih berlangsung sampai sekarang. Dalam benakku, permainan apa lagi nih tentang subsidi minyak gas ?? Bagiku jika yang menerima seperti ibu ini aku sangat setuju, tetapi jika ada permainan ilegal dan ibu ini sebagai kambing hitam untuk memperoleh hasil yang lebih besar, saya akan benar-benar sangat mengecamnya. Akhirnya pecel kesukaanku telah terhidang, dengan lauk ayam dan telor mata sapi, kumakan makanan favoritku dengan lahapnya. Tak terasa mata ibu menatapku dengan datar dan sambil menyunggingkan senyuman... Sambil makan, kuajak ibu tua itu berdialog mengenai banyak hal, dan akhirnya ibu tersebut bercerita tentang kehidupannya. Ibu tersebut bernama "Romlah" dan orang-orang disitu memanggilnya dengan sebutan Mak Romlah. Beliau mempunyai suami yang tidak bisa bekerja untuk menafkahi keluarganya dikarenakan sakit dan juga mempunyai 4 orang anak (3 perempuan dan 1 orang laki-laki) dan 2 orang putrinya sudah berkeluarga, 1 putrinya masih kuliah dengan bantuan beasiswa dan satu lagi putra bungsunya masih SMA. Bagiku sebuah fenomena yang sangat luar biasa, dimana ibu tersebut bisa mencetak putra-putri yang hebat dengan hanya mengandalkan jualan di warung kecilnya dengan keuntungan rata-rata perharinya yang berkisar Rp. 25 rb - Rp 75 rb itupun dilakukan mulai pagi buta sampai malam.... Sungguh-sungguh perjuangan yang hebat dan pantang menyerah dalam membahagiakan keluarganya. Wow sebuah pembelajaran yang sangat tak ternilai, bagaimana dulu aku sering mengecewakan ibuku dengan malas belajar, malas membantu ortu, dan sulit patuh. Tak sadar aku meneteskan air mata dengan membayangkan ibu dan bapak yang dulu rela membanting tulang demi memenuhi kebutuhanku, kakak dan adikku... Terima kasih Mak Romlah atas semua cerita sederhanamu yang syarat makna yang kuat untuk pembelajaranku pagi itu dan takkan pernah ku melupakanmu atas semua pendidikan yang kauberikan hari ini. Ibu, Bapak maafkan anakmu yang sampai sekarang belum bisa memenuhi harapanmu tuk menjadi insan yang lebih baik dan bermanfaat buat sesama... Setelah kubayar semuanya dan tak lupa aku melebihkan atas semua keramahan dan pembelajaran berharga yang telah diberikan Mak Romlah kepadaku, tanpa sadar kupeluk beliau sambil bilang terima kasih Mak Romlah. Langsung ku pergi tuk menceritakan semua kejadian pagi itu ke istriku... semoga dia bisa menjadi lebih kuat dari sebelumnya setelah mendengar ceritaku ... Terima kasih ya Alloh SWT atas semua misterimu yang Kaubukakan hari itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun