Kitab tafsir Anwar al-wa Asrar al-Ta’wil merupakan salah satu kitab yang mencoba memadukan penafsiran bi al-ma’sur dan bi al-ra’yi sekaligus. Dalam hal ini, al_baidawi tidak memasukkan riwayat-riwayat dari Nabi dan para sahabat dalam menafsirkan al Qur’an, yang menjadi ciri khas dalam penafsiran bi al-ma’sur, namun juga menggunakan ijtihad untuk memperjelas analisisnya atau memperkuat argumentasinya. Model penafsiran secara campuran ini dinilai bisa mempermudah pemahaman dan pengalaman akan petunjuk-petunjuk kitab suci tersebut, [1] karena si mufasir bukan hanya mengutip atau menukil pendapat orang terdahulu, melainkan juga mempergunakan tinjauan pengalaman sendiri.[2] Namun, Nashruddin Baidan dalam tulisannya menempatkan penafsiran Al_Baidawi dalam jenis tafsir bil ra’yi.