Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi Pilihan

Citizen Journalism: Jurnalisme Milik Siapa Saja

19 Maret 2015   22:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24 476 0

Saat ini kita hidup di sebuah tahap kehidupan paling mutakhir. Alvin Toffler menyebutnya sebagai tahap masyarakat informasi. Tahapan ini juga disebut The Third Wave, sebab untuk sampai pada tahapan ini terlebih dahulu harus melewati dua tahapan sebelumnya: tahapan pertanian dan tahapan industri. Ciri utama masyarakat informasi adalah sifat kekuasaan dan pengetahuan yang tidak lagi terpusat, melainkan tersebar. Selain itu,ciri lain tahapan ini adalah informasi menjadi sebuah komoditi ( Purnomo, 2011)

Bukankah ciri di atas juga kita alami saat ini? Kehadiran media online menyebabkan masyarakat tidak lagi kekurangan informasi, justru malah kebanjiran. Terlebih lagi media online memiliki karakteristik yang membedakan dengan media konvensional: Interactivity. Karakteristik ini memungkinkan audiens juga menjadi penyedia informasi (provider) di media online. Hal ini membawa perubahan besar dalam bidang jurnalistik. Dahulu pekerjaan mengumpulkan, mengolah dan menyebarkan informasi hanya bisa dilakukan oleh seorang jurnalis. Kini kegiatan itu bisa dilakukan oleh siapa saja.

Media Online dan Citizen Journalism

Citizen journalism juga disebut sebagai jurnalisme warga ataupun jurnalisme publik. Citizen Journalism berarti warga yang aktif mengumpulkan informasi, memverifikasi, menulis dan kemudian menyebarluaskannya; baik melalui blog personal, portal jurnalisme warga, media komunitas, mau pun media arus utama yang menyediakan kanal khusus bagi jurnalis warga (Ningtyas, 2014).

Praktek citizen journalism di Indonesia pertamakali dilakukan oleh radio Sonora Jakarta. Pada saat itu kerusahan Mei 1998, pendengar radio melaporkan mengenai kejadian yang dilihatnya ke radio Sonora Jakarta (Pramesti, 2014). Lepas masa Orde Baru, media online di Indonesi begitu berkembang. Banyak portal berita, situs-situs web bermunculan pada saat itu. Tidak terkecuali situs web untuk jurnalisme warga. Sampai saat ini ada beberapa situs jurnalisme warg yang dikenal seperti rumahkiri.net (2005), wikimu.com (2006), kabarindonesia.com (2006) dan kilasan.com (2006) (Ningtyas, 2014).

Kini citizen journalism tidak hanya sebatas media online ataupun media radio. Media penyiaran dan media cetak pun memberi tempat bagi warga biasa untuk membuat berita. Seperti yang dilakukan oleh surat kabar Republika , Metro TVdengn program acra Wide Shot, Net TV dengan program acara Net 10. Berbagai media mainstream pun turut memberi tempat bagi citizen journalism dengan membuat situs website khusus jurnalisme warga. Seperti Kompasiana.com, KabarIndonesia.com, Forum.viva.co.id

Citizen Journalism, Sebuah Alternatif

Media mainstream yang hanya dikuasi oleh orang-orang itu saja, kerapkali memunculkan berita-berita yang tidak sesuai dengan kaedah-kaedah jurnalisme. Hal ini sangat nampak ketika Pemilu 2014 yang lalu. Berbagai media mainstream secara terang-terangan memihak suatu kubu hingga melupakan prinsip-prinsip jurnalistik dalam pemberitaannya. Di saat seperti inilah, ketika masyarakat mengalami krisis kepercayaan terhadap media-media mainstream, citizen journalism menjadi jalan keluar. Akan tetapi, sebagai sebuah media yang menjadi alternatif dari media mainstream, setidaknya citizen journalism mengerti nilai-nilai dasar yang dianut dalam dunia jurnalistik, seperti:

  • Pengertian berita
  • Nilai berita (news values)
  • Unsur-Unsur Berita (5W+1H)
  • Struktur naskah berita
  • Bahasa Jurnalistik / Bahasa Media
  • Etika penulisan berita (kode etik jurnalistik)
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun