Siapa yang tidak mengenal Joko Widodo atau lebih sering di panggil Jokowi, walikota Solo yang kini namanya semakin mendunia setelah namanya masuk dalam kandidat walikota terbaik dunia. Kini nama dan wajah Jokowi banyak menhiasi di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik karena namanya juga masuk dalam calon gubernur DKI Jakarta.
Kehadiran Jokowi rupanya telah membuat calon lain merasa "keder" dan "minder". Serangan bertubi-tubi pun di arahkan langsung pada pria kurus yang selalu memakai baju kotak-kotak berwarna-warni ini. Banyak lawan politiknya yang mengecam dan merendahkan. Ada juga yang menyebutnya sebagai kutu loncat, tak berintegritas, mencederai amanat warga Solo yang ditinggalkannya. Namun tidak sedikit yang menaruh harapan besar pada sosok pria yang sangat sukses sebagai walikota Solo, untuk membawa perubahan pada Kota Jakarta. Mereka yang mendukung, bermimpi ingin melihat Jakarta yang lebih manusiawi. Jakarta yang nyaman, senyaman kota Solo dan kota-kota besar lain di dunia.
Ibarat seorang pemain bola, Jokowi adalah seorang bintang lapangan yang kehadirannya diharapkan selalu membawa kemenangan. Ibarat seorang pelatih, Jokowi adalah pelatih jempolan yang setiap sentuhannya mampu melahirkan tim pemenang. Dan ibarat seorang suporter, Jokowi seorang dirigen yang mampu memberikan harmoni dan energi yang luar biasa bagi suporter lainnya untuk mendukung tim kebanggannya.
Kini, sang dirigen yang juga merupakan anggota suporter paling sejati siap-siap melakukan mega transfer. Ya, mega transfer Jokowi masih dalam tahap sosialisasi dan negosiasi antara Pasukan Suporter Paling Sejati atau yang lebih populer dengan sebutan PASOEPATI dengan kelompok suporterJakmania pendukung Persija Jakarta.
PASOEPATI awalnya merasa berat untuk melepas Jokowi, namun melalui kegiatan "sambang" (berkunjung dan bersilaturahmi) Jokowi mampu memberi penjelasan yang mudah dimengerti oleh warga PASOEPATI.
"Virus Perdamaian Untuk Seluruh Suporter Indonesia yang telah digemakan oleh PASOEPATI harus disebar luaskan ke seluruh penjuru tanah air," kata Jokowi dalam acara sambang tersebut.
"Dan Jakarta sebagai ibu kota negara adalah tempat yang tepat dan efektif untuk menyebarkan virus perdamaian tersebut," lanjut Jokowi dengan nada optimisnya-nya.
Akhirnya, warga PASOEPATI pun setuju melepas Jokowi meskipun masih ada sebagian warga yang merasa keberatan. Untuk memuluskan mega transfer tersebut, Pasoepati pun mulai menjalin komunikasi intensif dengan Jakmania. Warga Pasoepati yang mempunyai saudara di Jakmania pun mulai ber-sms-ria untuk mensosialisasikan rencana mega transfer Jokowi.
Setelah mendapat restu dari Pasoepati, Jokowi pun mulai berinteraski dan bersosialisasi langsung dengan Jakmania. Dengan mengenakan jersey kotak-kotak yang telah menjadi ciri khasnya, Jokowi pun mulai mendengarkan keinginan Jakmania.
Sikap humanisme dan cinta damai PASOEPATI juga ditunjukkan secara nyata oleh Jokowi ketika berinteraksi langsung dengan Jakmania dari berbagai wilayah di Jakarta. Sambutan Jakmnania terhadap kehadiran Jokowi juga sangat luar biasa. Mereka siap menyambut dan menerima dengan tangan terbuka "dirigen" PASOEPATI.
Tukang parkir dan PKL dalam wawancara singkat mengatakan, PASOEPATI adalah suporter yang santun dan cinta damai. “PASOEPATI adalah suporter terbaik dan juga ramah, cinta damai dan berjiwa kemanusiaan. Jadi, kami siap menerima dan dipimpin oleh "dirigen" PASOEPATI dengan rasa bangga,” ungkap seorang Jakmania dalam sambutannya tersebut. Kami ingin Jakmania juga menjadi suporter yang berkelas dan cinta damai seperti PASOEPATI.
Kini, apakah mega tranfer Jokowi dari PASOEPATI menuju Jakmania akan benar-benar terjadi atau gagal, keputusan berada di tangan Jakmania. Saatnya Jakmania yangan menentukan pilihan.
Salam Sepakbola Damai
Catatan: PASOEPATI = warga Solo, Jakmania = warga Jakarta.