Jabal Rahmah atau bukit rahmat letaknya di Arafah sebelah timur kota Mekah, Arab Saudi. Pada musim haji khususnya di hari Arafah, tempat ini dipenuhi lautan manusia berkain putih yang mencapai lebih dari 4 juta manusia penduduk bumi dari seluruh penjuru dunia. Jika pada musim haji yang lalu saya tidak berani mendaki ke puncaknya karena telah dipenuhi oleh jamaah haji yang lain maka pada perjalanan umroh kali ini saya bisa leluasa menjelajahi seluruh bagian Jabal Rahmah. Bagi jamaah dari Indonesia, bukit ini adalah tempat favorit para jamaah haji dan umroh untuk memohon dimudahkan jodohnya. Konon ada sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Jabal Rahmah adalah tempat bertemunya kembali Adam dan Hawa setelah mereka diturunkan dari Surga dan berpisah selama ratusan tahun lamanya. Mungkin riwayat inilah yang mendorong para jamaah haji mendoakan dirinya maupun keluarganya untuk dimudahkan jodohnya bagi yang belum punya pasangan hidup dan ada pula yang mohon dilanggengkan rumah tangganya bagi yang sudah berkeluarga. Tapi bukan cerita tentang "do'a enteng jodoh" yang menggelitik saya untuk memainkan jari di atas laptop ini melainkan kisah tentang onta dan orang arab badui yang banyak berkeliaran di Jabal Rahmah. Orang arab badui terkenal sebagai suku yang nomaden dan berjiwa pengembara. Meskipun pemerintah Arab Saudi sudah menyediakan tempat hunian yang lebih layak untuk mereka, namun orang badui lebih suka tinggal di tenda-tenda di tengah padang pasir sambil menjaga hewan ternak mereka. Pada musim haji, orang-orang badui sering menjadi "pahlawan" bagi para jamaah haji ilegal (non tasreh/non kuota) untuk membantu para jamaah haji memasuki kota Mekah. Nah di luar musim haji ternyata kita masih bisa menjumpai mereka di Jabal Rahmah ini didampingi oleh onta peliharaannya yang telah dihias sedemikian rupa sehingga tampak menarik. Jika anda berziarah ke Jabal Rahmah, ketika turun dari bus maka anda akan disambut oleh orang arab badui dengan memakaikan sorban di kepala anda sambil berteriak "lima reyal, lima reyal, lima reyal". Jangan heran mereka sudah fasih berbahasa Indonesia karena jamaah haji dan jamaah umroh Indonesia adalah penyumbang devisa terbesar bagi Arab Saudi. Hampir setiap hari mereka bertemu dan melayani jamaah dari Indonesia. Tapi hati-hati dengan tawaran "lima reyal" tersebut. Banyak jamaah yang tertipu dengan tawaran tersebut termasuk saya tentunya... Tawaran "lima reyal" hanyalah untuk menaiki onta, ingat "lima reyal" hanyalah untuk naik onta bukan untuk jalan-jalan dengan onta atau berfoto dengan onta. Sekali lagi, banyak jamaah haji yang tertipu termasuk saya, karena saya dan para jamaah beranggapan bahwa tawaran "lima reyal" adalah untuk berjalan-jalan dengan onta. Waktu itu, ketika baru turun dari bus saya langsung disambut oleh orang arab badui dengan mengalungkan sorban ke leher saya lalu mengenakannya di kepala saya. Saya tak kuasa menolak, karena saya beranggapan itulah sambutan khas arab badui terhadap kedatangan para jamaah di Jabal Rahmah. Lalu orang arab badui menawarkan "lima reyal" untuk jalan-jalan dengan onta. Woww, cuma "lima reyal" batinku murah sekali, jalan-jalan dengan onta mengelilingi Jabal Rahmah sambil sekali-sekali berfose ala seorang pengembara. Akhirnya saya pun naik onta dan mengelilingi Jabal Rahmah sambil sekali-sekali di jepret dengan kamera foto langsung jadi milik orang arab badui si pemiliki onta. Setelah puas sayapun minta diturunkan. Lalu orang arab badui meminta bayaran kepada saya 145 reyal. Alamak 145 reyal, gimana bisa dari tawaran "lima reyal" bisa menjadi 145 reyal protes saya kepada orang arab badui tersebut dengan "bahasa arab bangali". Akhirnya Si arab Badui pun menjelaskan dengan panjang lebar hingga saya mengerti. Bahwa tawaran "lima reyal" hanyalah untuk naik onta saja, sedangkan untuk jalan-jalan dengan onta mengelilingi Jabal Rahmah 80 reyal dan biaya foto 10 reyal 1 kali jepret. Nah karena saya dijepret 6 kali jadinya 60 reyal. Jadi saya harus membayar 5 reyal+80 reyal+60 reyal totalnya 145 reyal. Mendengar penjelasan dari Si arab Badui saya mengerti tapi masih kesal karena merasa tertipu. Gimana gak dongkol, Si arab badui gak menjelaskan dari awal harga-harga tersebut lalu si arab Badui juga asal jepret saja tanpa minta persetujuan dari saya. Akhirnya dengan berat hati saya keluarkan 145 reyal. Ya sudahlah pikir saya, karena saya tidak mau berdebat dengan si arab Badui tersebut. Setelah saya hendak balik ke bus, Si arab Badui kembali menghampiri saya dan mengembalikan uang saya 40 reyal sambil berkata, "ini diskon, dan yang lebih penting ikhlas bayar saya 105 reyal". Saya pun menerima uang kembalian tersebut sambil berkata, "OK, insyaAllah saya ikhlas". Sungguh pengalaman yang sangat menarik dan tak mungkin saya lupakan selama berkunjung ke Jabal Rahmah. Bagi anda yang ingin berziarah ke Jabal Rahmah, berhati-hatilah jangan sampai kasus saya menimpa anda. Jika anda tertarik untuk naik onta, berfose dengan onta hias dan jalan-jalan mengelilingi Jabal Rahmah dengan mengendarai onta hias maka negosiasikanlah segala sesuatunya sejak awal maka InsyaAllah anda akan aman dan nyaman. Semoga suatu saat anda berkesempatan mengunjungi Jabal Rahmah di Arafah. Semoga...
KEMBALI KE ARTIKEL