Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Aku Keguguran dan Aku Tidak Menangis Untuk Itu

25 Juni 2012   03:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:34 2715 0
Di awal pernikahan kami, kami ingin menunda untuk memiliki seorang anak. Bukan kami menolak rezeki dari Allah, secara psikologis dan materi kami belum siap. Kami tidak ingin anak kami kekurangan..

1 bulan pernikahan kami,

Allah berkata lain. Subhanallah aku hamil..Seluruh keluarga kami menyambut dengan suka cita.

2 bulan pernikahan kami,

Alhamdulillah kami sudah memiliki rumah sendiri. Setiap minggu kami ke rumah kami untuk bersih-bersih, memindahkan barang-barang dan menatanya agak terlihat indah dan cantik.

3 bulan pernikahan kami,

kami mengundang keluarga, teman dan tetangga untuk mendoakan rumah baru kami dan kami mulai tinggal di rumah itu. Dalam acara itu bersama seluruh undangan dan anak2 yatim/piatu, bersama2 kami berdoa untuk keamanan dan keberkahan tinggal di rumah baru, sekaligus mendoakan kesehatan bayi serta kehamilanku.  Subhanallah..terima kasih kepada semua undangan atas doa-doa dilantunkan dengan penuh keikhlasan dan penuh pengharapan pada Yang Maha Menguasai Dunia dan Akhirat ini.

3,5 bulan pernikahan kami,

kami berencana mengundang keluarga dekat untuk mendoakan 4 bulan kehamilanku. Pada bulan itu aku pergi ke dokter kandungan untuk kontrol rutin kandunganku. Dokter yang kami kunjungi memang bukan yang biasanya kami datangi. Dokter itu mengatakan bahwa kandunganku tidak berkembang dan minggu depan aku harus datang lagi untuk melihat perkembangannya. Astaghfirullah...kami tidak percaya begitu saja. Dengan penuh pengharapan dan optimis, kami terus percaya bahwa anak kami baik2 saja. Segala doa kami ucapkan di setiap waktu untuk kesehatan anak kami. Berbagai pengorbanan kami curahkan untuk menjaga anak kami.

Pada minggu berikutnya,

kami mendatangi dokter kandungan yang lain yang biasa kami kunjungi. Dengan membawa foto usg dari dokter sebelumnya, dokter kami menjelaskan bahwa aku hamil di luar kandungan. Hal itu biasa terjadi dengan kemungkinan 1:100. Penyebabnya karena ovum yang dibuahi tidak mengandung sel telur. Kemudian dokter mengatakan bahwa benda asing apa pun yang tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia, dengan sendirinya akan keluar. Jadi silahkan memilih untuk menunggu keluar dengan sendirinya atau menggunakan obat untuk merangsang janin itu keluar. Rasa optimis dan penuh dengan kepercayaan bahwa anak kami baik2 saja, kami pun memilih cara alami saja tanpa menggunakan obat. Kami percaya apapun bisa terjadi. Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah berkehendak. Itulah yang kami percaya dan yakini.

Di suatu malam,

perutku sedikit sakit dan setetes darah keluar dari tubuhku. Kata orang itu karena kecapekan dan aku menyadari itu karena sejak kami menempati rumah baru, aku tidak bisa diam untuk selalu menata rumah kami agar selalu cantik.

Esok hari aku menjalani aktivitasku seperti biasa. Aku kerja dan pada hari itu aku dan rekan-rekan kerjaku berencana menjenguk istri rekan kerja kami yang baru saja operasi kanker. Di tengah jalan kami mampir untuk makan karena memang sudah waktunya makan siang. Seusai makan, sakit perutku muncul lagi dan aku fikir mungkin itu karena sambal yang aku makan.

Dalam perjalanan kembali ke kantor, rasa sakit perut itu makin hebat dan aku tidak bisa lagi jalan dengan normal. Segera saja aku telfon suamiku dan memintanya mengantarkan aku ke rumah sakit tempat dokter kandungan kami berada. Sesampai di rumah sakit, kursi roda sudah siap mengantarkan aku ke ruang praktek dokter karena aku sudah tidak kuat lagi untuk berjalan dengan normal. Namun dokter belum datang dan aku harus menunggu di kasur tempat dokter biasa memeriksa aku. Sakitnya luar biasa hebatnya dan darah terus mengucur deras membasahi sprei kasur tersebut. Subhanallah...suamiku dengan sabar dan setia selalu berada di sampingku yang sedang kesakitan..

Astaghfirullah.... Aku menyadari aku benar-benar makhlukMu yang begitu lemah.

Beberapa saat dokter datang dan segera memeriksaku dengan sabar dan cepat. Dokter memutuskan aku harus di KURET saat itu juga. MasyaAllah...apa ini... Astaghfirullah..aku pasrah padaMu ya Allah. Kami telah berusaha dan berdoa, namun Engkaulah yang menetapkan segalanya. Dengan 1 suntikan bius total, aku tertidur dan dokter mulai mengkuretku yang terbujur lemas di meja opersi sore itu juga.

Entah berapa lama aku tertidur, saat bangun aku masih di ruang operasi namun operasi telah selesai. Rasa sakit itu hilang, digantikan rasa pusing akibat pengaruh obat bius. Dengan dibantu suamiku yang selalu ada di sampingku, aku ke kamar mandi dan membersihkan semua sisa darah yang ada di tubuhku. Aku tidak mau berlama2 di rumah sakit itu dan malam itu juga aku pulang ke rumah.

Dalam perjalanan pulang, dengan membawa janin yang diberikan dokter kepadaku sesaat setelah aku sadar, aku tertidur dalam mobil. Hingga sesampainya di rumah, ingin langsung aku kuburkan janin itu tapi rasa pusing karena bius belum hilang yang menuntut tubuh ini untuk terlelap.

Saat pagi tiba, saat langit masih gelap,  aku pandangi janin yang telah dikeluarkan dari tubuhku. Segera aku bersihkan dan aku cari kain putih untuk membungkusnya. Kemudian dibantu suamiku, aku menguburkannya di pekarangan rumah kami dan kami mendoakannya.

4  bulan pernikahan kami,

acara yang kami rencanakan tetap berlangsung. Namun, doa untuk kesehatan kandungan dan kehamilanku berubah menjadi doa agar aku dan suami selalu tabah, sabar dan segera dianugerahi anak lagi. Subhanallah...terima kasih atas doa, dukungan dan kehadiran keluargaku yang luar biasa...

Sedih memang yang kami rasakan sejak dokter mengatakan janinku tidak berkembang, namun aku tidak menangisi itu hingga janin itu aku kuburkan. Subhanallah.. ALlah memberikan ketabahan dan kekuatan yang luar biasa pada kami.

Hingga suatu saat, seorang teman mengirimkan sms berisikan rasa turut berduka cita atas apa yang aku alami dan mengatakan bahwa anakku akan menungguku di pintu surga nanti... Astaghfirullah... Subahanallah... ALlahuakbar... Seketika air mataku keluar deras membasahi pipiku..Aku menangis sejadi-jadinya... MasyaAllah... Enakau memberikan rasa sakit ini bukan untuk menghukum kami. Engkau memberikan cobaan ini untuk selalu mengingatkan kami atas dosa-dosa kami yang begitu banyaknya. Engkau mengingatkan kami bahwa dengan segala dosa kami, kami tidak akan bisa mencapai surgaMu.

Sementara anak kami menunggu kami di pintu surgaMu..

Bagaimana mungkin kami membiarkan anak kami selalu menunggu kedatangan orang tuanya yang tidak mungkin menginjak pintu surga dengan segala dosa2 nya.. Bagaimana mungkin kami dapat menahan rindu ini untuk dapat bertemu anak kami...

Astaghfirullah....terimalah tobat kami..Maafkan dosa-dosa kami..Dengan segala kelemahan kami, aku mohon ampun padaMu ya Allah..Izinkanlah kami berusaha dan berdoa kepadaMu untuk selalu berjalan di jalan yang benar.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam

Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Yang menguasai hari pembalasan

Hanya kepada Engkau kami menyambah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Tunjukilah kami jalan yang lurus

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau enugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) orang yang mengetahui kebenaran dan meninggalkannya), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (orang-orang yang meninggalkan kebenaran karena ketidaktahuan dan kejahilan)

QS: 1; 1-7

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun