Program kegiatan KKN Tematik yang dilakukan salah satunya adalah Pembuatan Aplikasi Pemilihan Ketua Osis (PEMILOS) berbasis Website. Setelah aplikasi selesai dibuat selanjutnya kelompok KKN 351 melakukan pelatihan terhadap guru dan siswa di SMP Negeri 1 Sidoharjo. Pelatihan bertujuan agar guru dan siswa akrab dengan aplikasi sehingga setelah KKN selesai aplikasi tersebut dapat terus digunakan secara mandiri tanpa adanya pendampingan dari mahasiswa. Program kegiatan KKN ini disambut baik oleh pihak sekolah sebagai sebuah inovasi yang memudahkan pemilihan Ketua OSIS dimasa pandemi. “Rencananya aplikasi PEMILOS ini akan kami gunakan pada pemilihan Ketua OSIS bulan Desember nanti. Kami sangat senang atas inisiatif dari adik-adik mahasiswa UNS karena sangat membantu sekali dalam pemilihan dikala pandemi seperti ini.”, Kepala Sekolah SMP N 1 Sidoharjo.Di era serba digital saat ini segala urusan mulai dari urusan dapur sampai urusan pendidikan serba online, tidak ada lagi yang dinamakan susah dan sulit untuk memperoleh informasi. Semua dituntut untuk menguasai teknologi terlebih dalam keadaan pandemi COVID-19 yang membuat teknologi memiliki banyak kemajuan. Selain itu, pandemi juga memaksa percepatan di sektor pendidikan. Oleh karena itu, kelompok 351 menginisialisasi pembuatan aplikasi PEMILOS yaitu aplikasi Pemilihan Ketua OSIS. PEMILOS ini merupakan sebuah sistem berbasis website yang dapat diakses melalui browser baik di PC/laptop maupun smartphone yang digunakan untuk mempermudah dalam memilih ketua OSIS di SMP Negeri 1 Sidoharjo yang berlokasi di Kelurahan Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Biasanya dalam pemilihan Ketua OSIS sekolah menggunakan sebuah kertas suara yang berisi foto dan nama calon ketua OSIS kemudian untuk memilihnya yaitu dengan cara dicoblos atau dicentang. Namun hal tersebut sulit dilakukan dalam masa pandemi saat ini karena semua kegiatan sekolah melalui daring dan tidak memungkinkan untuk melakukan tatap muka pembelajaran apalagi pemilihan ketua OSIS menggunakan kertas suara. Selain itu, penggunaan kertas suara juga beresiko besar untuk sobek atau tidak sahnya surat suara menjadi kerugian dari pasangan calon ketua OSIS dan juga untuk melakukan perhitungan suaranya memakan waktu yang cukup lama, tentunya menjadi tidak efektif dan efisien.
