Melihat pemandangan kota jakarta dari udara, yang telihat dari ketinggian pesawat adalah pencemaran air. Warna biru laut tercampur lumpur menjelang daratan pulau jawa itu. Tak tampak warna pasir putih sepanjang pantai kecuali warna coklat. Dari ketinggian gedung, terutama pada pagi hari, warna kabut, kabut polusi yang bercampur embun pagi. Sebaliknya, pada malam hari, warna warni gemerlap kota metropolitan merubah wajah cantik kota Jakarta.
Sepanjang rel, warung tenda remang2 menggeliat oleh wajah2 wanita cantik malam hari, pagi hari berubah menjadi wanita yang memanfaatkan sungai ciliwung sebagai MCK. Disepanjang jalan, kerumunan manusia dengan segala tujuan tumpah ruang mengimbangi kemacetan yang makin menyesakkan. Acungan jari, acungan jempol anak2 kecil bersama ibunya menawarkan jasa joki three in one, sebuah usaha jasa yang tumbuh seiring pemberlakuan pembatasan kendaraan jalan protokol.
[caption id="attachment_78389" align="alignright" width="300" caption="Foto 2"][/caption]
Dibalik gedung2 pencakar langit segitiga emas Jakarta, pemandangan kumuh masyarakat ibukota negara tercinta ini seolah tak peduli dengan kontrasnya kehidupan ibukota. Hanya dibatasi sungai ciliwung, kawasan elit kota Jakarta yang masih sangat diingat oleh Presiden Obama tak mengangkat kawasan seberang sungai ciliwung hingga saat ini. Pintu air manggarai adalah pemandangan tersendiri, segala sampah berkumpul dimulut pintu air yang menjadi pekerjaan rutin petugas kebersihan dan sumber kehidupan pengais rejeki dari sampah ibukota.
[caption id="attachment_78397" align="aligncenter" width="600" caption="Foto 3"][/caption]