Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Senyuman Pak Pray

8 Desember 2009   11:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:01 358 0
Ini adalah senyuman Pak Pray, senyuman seorang yang menyebut dirinya the old soldier, seorang yang dihormati dalam publik kompasiana karena pandangan dan pikirannya, bukan karena pangkatnya. Kali ini saya tidak penyokin, karena memang tidak pantas dan tidak tepat waktunya saya penyokin dalam situasi seperti saat ini. Situasi yang membutuhkan kebesaran jiwa dalam menyikapi silang pendapat antara kompasianer dengan admin. Artinya, ada waktu yang tepat untuk ngocol, hidup tidal selalu ngocol, ngocol dalam situasi yang tidak pas justru akan menimbulkan masalah jika suasana hati yang tidak mendukung. Mungkin juga suasana hati yang tidak mendukung sedang dialami oleh admin yang telah mendapat teguran dari bossnya lantaran Kompasiana telah dinilai melenceng dari misinya. Apa yang disampaikan oleh Pak Pray sedikit membuka mata kita, ada tanggung jawab admin yang terkait dengan periuk nasinya. Tidaklah perlu masuk kedalam lingkaran luar kompasiana, seharusnya jika terjadi saling pengertian antara kompasioner dan Admin buka2an itu tidak perlu terjadi. Buka2an itu terjadi karena memang harus dilakukan agar masing2 lebih mengenal dirinya sebagai dasar untuk saling memahami. Jika Pak Pray, Pak Cheppy yang berbicara, maka kompasianer akan mendengar dan mengangguk karena para kompasianer telah mengakui keduanya sebagai guru, sebagai panutan. Makin orang dihormati, maka ucapannya makin didengar, hal ini merupakan sebuah situasi yang diciptakan oleh adanya hubungan sosial, hubungan sosial yang membentuk strata alamiah sebagai orang yang menghormati dan orang dihormati, kita tidak dapat menampik keadaan itu.  Tetapi dalam hubungan sosial dunia maya, pengenalan seseorang akan tergantung dari kekuatan tulisanya.  Sangat mudah untuk menciptakan diri kita sebagai orang yang tidak disukai, sebaliknya menciptakan diri kita menjadi panutan bukan perkara mudah. Mungkin dalam artikel saya yang menyikapi situasi silang pendapat dirasa menohok ulu hati Nurulloh dan Indrajet. Terpaksa saya membuka dapur kedua Admin tersebut untuk mengajak melihat diri kita sendiri,  karena hanya melihat dirilah silang pendapat ini dapat diselesaikan. Lain hal jika Pak Pray yang membuka dapur para Admin, para Admin akan mengangguk, tidak ada rasa sakit hati. Sakit hati dan tidaknya sangat tergantung siapa yang berucap.  Begitu juga sebaliknya, haruslah juga disadari oleh para admin, harus mampu memposisikan diri agar tulisannya tidak menimbulkan sakit hati kompasioner. Pandangan Pak Pray dalah pandangan seorang ayah, ayah yang mengingatkan kepada anaknya agar mengenali dirinya. Dengan mengenal dirinya sendiri maka kita dapat bertindak lebih arif.  Senyuman Pak Pray itu membuat saya tertawa, mengapa kita semua menjadi orang bodoh juga, terbawa oleh arus yang dibuat admin. Heheheheheeee....... tapi jangan pula kita menyebut admin orang bodoh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun