Sepertinya bukan baru sekarang kau rasa, Bila pada sudut langit yang temaram terdapat gerombolan hitam pemujamu juga. Mengorbankan dan menjual nyawanya. Kebodohannya. Dan darahnya yang tidak kau ciptakan. Aku juga tersadar rayuan mautmu dan perangai celakamu; Ketika legionmu yang tercemar serapah, menggebuk-gebukkan tangannya yang dekil seperti limbah di telinga, sejauh masa neraka itu. Sambil membisiki kode buntut dan tanggal kiamat yang selalu meleset. Meludah-ludah isi kepala seakan sampah.
KEMBALI KE ARTIKEL