Pada masanya, mesin
video game dingdong
arcade (saya singkat
dingdong saja seterusnya) begitu populernya. Sampai-sampai ada pelarangan jam buka kios
dingdong di jam-jam sekolah karena dikhawatirkan akan mengganggu pelajaran siswa sekolah. Saya tidak menyebut siswa-siswi karena mayoritas penggemar
game dingdong yang menggunakan koin ini hanya cowok; sepertiga diantaranya adalah anak seusia sekolah tingkat dasar. Kalaupun ada cewek, bisa dihitunglah dengan jari sebelah tangan per seribu kunjungan.
Ya iyalah, cewek normalnya akan berpikir dua kali masuk ke tempat yang dikerumuni banyak cowok (selain hobi mereka bukan pada permainan itu pada umumnya). Para cowok ini memenuhi bioskop-bioskop 'kelas melati' pada waktu itu (umumnya gerai
dingdong menyatu dengan gedung bioskop) dan kios-kios
dingdong yang lain—semisal di
mall, pasar dan lainnya.
KEMBALI KE ARTIKEL