Setiap negara nampaknya tidak dapat terhindar sepenuhnya dari bencana alam. Termasuk Indonesia, negara yang notabene cukup sering mengalami bencana alam. Sepanjang 2021 saja, BNPB mencatat sekitar 2500 bencana alam terjadi di bumi pertiwi. Mulai dari banjir bandang di Kalimantan Selatan, tanah longsor di Sumedang, gempa bumi di Sulawesi Barat, dan yang terbaru, erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Korban jiwa pun berjatuhan. Dalam kasus tertentu, evakuasi korban bencana alam dapat menjadi sangat rumit. Misalnya, korban dapat sulit ditemukan karena kondisi tanah yang luluh lantah akibat bencana longsor dan gempa. Atau, ketika ditemukan, kondisi korban sudah dalam kondisi yang sangat memprihatinkan dan tidak teridentifikasi. Dalam situasi yang demikian, maka diperlukan kontribusi ahli forensik untuk turut serta membantu proses identifikasi korban bencana alam. Ahli forensik dapat dilibatkan secara langsung turun ke lokasi bencana untuk mengoleksi bukti-bukti itu sendiri, atau menganalisis objek yang diserahkan oleh pihak berwenang kepada mereka melalui uji laboratorium.
KEMBALI KE ARTIKEL