Pertanyaan yang masih tersegel dan dibuka oleh medorator kemudian ditanyakan langsung pada Paslon 2 Machfud Arifin Mujiaman tentang bagaimana penanganan kemiskinan di Surabaya, yang berdasarkan data BPS terbilang masih cukup banyak, dan tidak selaras dengan kemegahan Surabaya sebagai Ibu Kota Jawa Timur.
Macfud Arifin menanggapi pertanyaan tersebut dengan sigap dan penuh keyakinan, hal ini kerana pengalaman pak Machfud selama kurang lebih 10 bulan mendatangi masyarakat-masyarakat pinggiran kota, sehingga banyak mengetahui kondisi sesungguhnya.
Machfud menjawab dengan lugas, bahwa dirinya ketika diamanah menjadi Walikota dan Wakil Walikota akan memberikan bantuan-bantuan tunai 1 juta per KK dan akan membackup warga Surabaya yang tidak kebagian BLT dari pemerintah pusat, akan ditanggung oleh pemerintah kota nantinya.
Tidak cukup itu upaya Paslon 2 untuk mengentaskan kemiskinan, juga akan mengucurkan dana sebesar 150 juta per RT, hal ini sebagai jawaban kongkrit atas problem yang terjadi utamanya di pinggiran kota Surabaya.
Harapan dari program tersebut, bisa meringankan beban warga Surabaya yang sampai hari ini masih merasakan dampak pandemi yang banyak mematikan sektor ekonomi.
Dana sebesar 150 juta juga dimaksudkan selain untuk kebutuhan pembangunan, juga bisa dimanfaatkan menghidupkan ekonomi masyarakat setempat.
Mujiaman, menambahkan jawaban Machfud, dengan gayanya yang santai dan selalu senyum, menegaskan bantuan ini riil sifatnya tunai, bukan bentuk program yang kadang kala banyak tidak sampai pada target, sedangkan bantuan ini akan diprogram sendiri oleh pihak RT setempat sesuai dengan kebutuhannya.
Dengan demikian tahap demi tahap akan mengurangi jumlah warga yang berada di garis kemiskinan, juga dengan bantuan ini akan berdampak pada lingkungan yang awalnya kumuh bisa dipercantik dengan kreativitas warga setempat, dan kedepan upaya untuk pemerataan pembangunan dan kesejahteraan bisa terealisasi dengan baik.