Di sini, ketika menggeliat di peraduan pagi yang cerah, secangkir kopi tubruk wangi dan sepiring pisang rebus telah menyapaku hangat setelah penat semalaman berupaya membunuhku, di waktu yang sama matahari tengah menatap terik di belahan bumi yang lain membaca peluh-peluh cinta yang mencengkeramnya kokoh dalam langkah-langkah yang sesak lalu berkerumun jatuh dan mengering.
KEMBALI KE ARTIKEL