Menyeruput secawan ingin kala waktu menjuntai
Membiar segala denyut melingkup
Menikmati secawan kopi hangat dan sepinggan nafsu
Meraut pasti langkah pagi yang terjerembab
(2)
Menjeda’ semua sekat yang memberhala
Menyongsong derai air gunung yang berpacu di pancuran bambu
Melukis matahari dengan senyum damai pedati
Menitipkan butiran cinta yang tersesat
(3)
Ah, secawan ingin telah membuncah
Menjadi inai bening yang mengindahkan jemari lentik ayumu
Kamu telah merupa penuh dalam secawan inginku
Membiar segala denyut hasratku yang melingkup di sepinggan nafsu