Kesemrawutan majet diibukota serta banjir yang menggangu stabilitas kehidupan sosial ternyata seperti di
copy paste terjadi pula di tubuh partai – partai politik yang ada di negeri Indonesia ini, beberapa kasus seperti KKN contohnya menjadi modus begitu popular untuk dijadikan bahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menangkap “ikan-ikan” nakal ini. jika saja ada “vaksinasi” yang dapat mengobati atau menjadi pengganjal rasa sakit hati para pendukung partai dan rakyat Indonesia maka akan ramai rasanya apotik se-antero negeri. Bila dirunut kejadian – kejadian yang melibatkan partai politik dan membagikannya kepada masyarakat rasanya seperti dikhianati oleh saudara sendiri yang berjanji untuk selalu setia dan membagi ragam masalah untuk diselesaikan bersama. Akan tetapi peran partai politik sendiri pada kenyataannya telah bergeser secara kasat mata memandang, telepas dari buku tebal yang memuat platform partai yang sebegitu jelinya dibahas pada seminar ataupun bedah platform yang biasanya diselenggarakan partai politik untuk memungut buah pikiran masyarakat, akademisi untuk membangun partai menjadi corongnya suara rakyat. Tulisan ini sebenarnya menggugat apakah masih penting keberadaan partai politik di Indonesia dan bagaiman jika menjadi suatu refleksi kepada seluruh kader partai maupun simpatisan dan masyarakat dapat
pure menilai untuk membangun politik Indonesia yang lebih santun.
KEMBALI KE ARTIKEL