Latar Belakang Kehidupan Kartini
Kartini lahir dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, adalah seorang Bupati Jepara, yang memberikan Kartini akses terhadap pendidikan yang lebih baik dibandingkan perempuan lain pada zamannya. Meskipun ia sempat mengenyam pendidikan dasar di sekolah Belanda, tradisi Jawa saat itu menuntut perempuan untuk dipingit setelah usia tertentu, sehingga ia tidak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Kartini untuk belajar. Ia banyak membaca buku, koran, dan majalah dari Eropa yang memaparkannya pada ide-ide progresif tentang kebebasan, kesetaraan, dan hak-hak perempuan.
Surat-Surat Kartini: Kunci Pemikiran Revolusioner
Kartini dikenal luas melalui kumpulan surat-suratnya yang ditulis kepada sahabat-sahabat penanya di Belanda. Dalam surat-surat tersebut, ia mengungkapkan pemikirannya tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan, kebebasan berpikir, dan kesetaraan gender. Surat-surat ini kemudian dibukukan dalam karya terkenal berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang", yang pertama kali diterbitkan setelah kematiannya oleh J.H. Abendanon.