Namun disisi lain yakni pandangan tasawuf sebenarnya surga itu sudah dapat dinikmati di dunia. Bukan harta benda bukan kenikmatan makanan atau bahkan wanita, surga di dunia dapat dinikmati ketika seseorang sudah merasa menyatu dengan sang kekasih, yakni Tuhan dalam naungan cinta Ilahi. Para ahli bijak sering memberi petuah untuk merengkuh kebahagiaan abadi, kebahagiaan yang tak terpengaruh oleh materi dunia, namun bersumber dari hati yang tercerahkan oleh nur ketuhanan, ya hidup ini indah bila tahu jalannya dan mampu melaluinya! Kerinduannya pada Tuhan sang peniup ruh hingga jasadnya menjadi hidup, meski hidup kedunia ini hanyalah kefanaan saja. Namun akan lebih bermakna manakala sudah dapat merasakan kedekatan yang sangat dengan-Nya.
Gemerlap dunia memang mempesona dan menggoda. Raga akan senang manakala dapat menikmati keindahan duniawi, namun segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti ada batas akhirnya kesenangan yang bersumber dari dunia hanya sesaat saja. Lain halnya jika kenikmatan tersebut muncul dari perasaan ang mendalam pada yang kekal. Inilah yang diidam-idamkan para orang-orang bijak dalam menempuh perjalanan ruhaninya.