Dasar pemikiran Saida Ulfa dan tim dalam mengembangkan sistem penilaian ini adalah beberapa pertimbangan, di antaranya adalah bahwa presentasi merupakan salah satu bentuk tugas yang sering diberikan kepada mahasiswa, baik dalam kelas tatap muka maupun pembelajaran daring. Dalam proses ini, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk mengingat materi, tetapi juga memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan yang mereka miliki. Lebih dari itu, mereka harus mampu mengomunikasikan ide secara lisan, yang tidak hanya menguji pemahaman tetapi juga kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif.
Para pakar pembelajaran telah lama menyatakan bahwa presentasi adalah salah satu cara terbaik bagi mahasiswa untuk mengasah pemikiran kritis. Saat mereka mengatur dan mengartikulasikan ide, kemampuan berpikir konseptual mereka berkembang. Namun, di sisi lain, penilaian tugas presentasi ini menjadi tantangan bagi dosen. Banyaknya parameter yang harus dievaluasi dalam presentasi, mulai dari aspek konten hingga ekspresi, membuat proses penilaian memakan waktu dan terkadang menjadi kurang objektif.
Menghadapi tantangan ini, Saida Ulfa dan tim peneliti lainnya berinovasi dengan menciptakan sistem penilaian otomatis yang memanfaatkan teknologi terkini, yaitu kecerdasan buatan. Platform ini memungkinkan dosen untuk menilai presentasi mahasiswa secara real-time dengan akurasi yang tinggi. Sistem ini tidak hanya menilai kualitas konten, tetapi juga mengukur bagaimana mahasiswa mengekspresikan diri saat menyampaikan materi. Dengan memanfaatkan teknologi analisis ekspresi wajah dan gerakan, sistem ini dapat mendeteksi sembilan ekspresi, termasuk fokus, kebingungan, kemarahan, senyuman, tawa, gerakan tangan, dan menutup mata.