Pagi-pagi si Kate sudah geleng-geleng kepala. Bukan gara-gara malam tahun baruan kebanyakan makan bakar-bakaran atau mabuk karena begadang semalaman sampai ke pagian. Semuanya gara-gara si Kate masih menemukan ada penulis terkenal yang sudah menerbitkan beberapa buku masih menulis dengan kata "merubah". Apa itu sejenis binatang yang mirip rubah?
Tentu saja bukan, kawan. Pasti maksudnya mengubah dari kata "ubah" dan dapat awalan "me". Namun dengan penyesuaian awalan "me" jadi "meng" untuk kata dasar dengan huruf vokal: a, u, i, e, o. "Me"- juga akan menjadi "meng" bila kata dasar yang mengikuti memakai awalan "g", "h" dan "k". Contohnya? Cari sendiri ya, jangan manja deh, ibarat mau makan buah ya kupas sendiri wae. Jadi mana ada awalan "mer"? Atau memang ada dan kata "merubah" sudah dipatenkan dalam Bahasa Indonesia? Si Kate saja yang sok kepintaran barangkali.
"Ya ampun, kok penulis top masih pakai kata "merubah" berulang-ulang sih apa gak nyadar ya? Wong gue penulis amatiran aja ngerti!"
Begitulah kira-kira yang dikeluhkan _tepatnya sih ngomel kali ya?_ si Kate sama penulis ini sambil jempol tangan kirinya sibuk pencet-pencet di layar sentuh HP Kesayangannya. Asal tahu si Kate memang kalau mengetik di HP cuma mengandalkan satu jempol doang.
Di lain waktu sebenarnya si Kate juga pernah geleng-geleng sambil curhat sama penulis betapa ia kerap kali menemukan masih ada yang menulis kalimat "tak bergeming". Sebenarnya dulu dia sendiri pernah melakukan hal yang sama.
Namun gara-gara pernah kena "tonjok" pembaca yang mengerti akhirnya kapok bin insyaf tidak mengulangi lagi menulis "tak bergeming". Cukup dengan "bergeming" karena itu yang benar. Lah, ngomong-ngomong ada yang paham kagak arti kata "bergeming" itu? Biar tidak dibilang sok pintar menggurui dan menyuapi silahkan cari sendiri di kamus. Begitu saran si Kate. Sok benar si Kate. Bilang kagak mau menggurui perasaan dari tadi ngomongnya mengajari terus. Yang suka mengajar kan guru namanya.
"Gue heran sama penulis-penulis itu udah biasa bikin buku dan tulisannya mejeng di koran nasional tapi kok masih nyaman pakai "merubah". Hebatnya kagak diedit lagi sama editornya!" Kagak tahan kalau si Kate sudah mulai ngomong serasa dia yang paling benar tak pernah salah.
Soal geleng-geleng kepala ini belum selesai ceritanya. Kalau kali ini gelengnya campur senyum sedikit getir. Dia heran kenapa masih saja banyak rakyat Indonesia yang benci setengah mati yang tepat sih benci mati-matian kali ya? sama pemimpinnya sendiri yang mau sungguh-sungguh bekerja. Seakan pemimpinnya itu punya dosa segunung dan sedalam lautan yang layak dibenci.
Namanya sudah benci mau benar juga tetap salah. Bisa jadi rasanya itu seperti seorang kekasih yang bilang sibuk tak bisa apel tapi ketemunya di kamar malah mesra-mesraan sama sahabatnya sendiri. Sakitnya tuh di sini! Atau suami yang setiap hari ngeles tak ada duit buat belanja ke istri tapi ketangkap basah istrinya bagi-bagi uang sama perempuan lain. Apes juga punya laki kayak gitu.
Lah apa si Kate juga berpikir kalau yang membenci itu juga geleng-gelengkepala melihat kelakuan para pecinta presidennya itu. Yang katanya apa pun yang dilakukan Jokowi pasti benar. Yang tak kalah seram mengatai mereka yang tidak suka dengan Jokowi. Contohnya? Seram ah.
Si Kate berkilah,"Kalau gue suka muji-muji itu kan ibadah, bro? Namanya muji apa yang salah, hayo? Pasti benar, kan? Lain cerita kalau kerjaannya pakai benci apalagi fitnah itu baru salah!"
Nah, masalahnya itu benar dan salah itu menurut siapa yang menulis dan bicara? Yang benar itu pasti setiap orang akan membenarkan tindakannya, kan? Wajar dong saya muji? Bla bla bla . . . Wajar dong saya benci bla bla bla . . Kalau sudah begini ya tidak akan habis ceritanya yang akan saling berkejaran melakukan pembelaan. Bakal berseri-seri seperti sinetron yang ada di televisi yang kejar tayang.
Ngomong-ngomong nulis dari tadi perasaan kok tidak ada kalimat yang berhubung dengan kaca ya, mungkin ada yang bertanya-tanya?
Siapa bilang? Itu televisi ada hubungannya! Bahasa lain televisi kan layar ngaca, hayo?! Berarti yang duduk di depan televisi malah nonton bukannya ngaca, ngaco dong?