Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Pencuri yang Sadar

10 Oktober 2012   01:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:00 139 4
Di tengah malam, seorang pencuri masuk ke dalam rumah seorang Guru yang sedang bermeditasi.

Pencuri menodongkan pisaunya sambil berkata,"Harta atau nyawa?"

Sang Guru membuka mata, dengan tenang menjawab,"Maaf saudaraku, aku tak sempat menyambutmu sebagai seorang tamu."

"Lah iyalah, saya kan tamu tak diundang!" kata pencuri ketus. "Jangan bercanda. Sekali lagi, harta atau nyawa?"

"Saudaraku, Anda yang bercanda. Tentu Anda lebih membutuhkan harta daripada nyawaku ini, bukan?" Sahut Sang Guru tersenyum.

"Iya Anda betul. Serahkan hartanya!" bentak si prncuri.

"Saudaraku, silakan ambil apa yang bisa Anda ambil. Lagi pula barang-barang yang sudah ada tidak berguna bagiku lagi."

Pencuri mengambil seluruh barang yang bisa ia bawa.

Ketika hendak mengambil langkah seribu, Sang Guru memanggilnya,"Saudaraku, mengapa Anda tidak mengucapkan terima kasih setelah diberikan sesuatu?"

"Wowww, saya harus bilang terina kasih gitu yaw?"

Lalu Sang Guru melanjutkan,"Di luar sana udara dingin, pakailah jubah ini untuk menghangatkan tubuhmu."

Tidak lama kemudian pencuri itu tertangkap karena penduduk curiga dengan barang-barang yang dibawanya.

Ketika dikonfirmasikan kepada Sang Guru, ia berkata,"Ia tidak mencuri barangku. Tetapi aku dengan ikhlas memberikannya!"

Pencuri itu terharu dan sadar. Kemudian hari menjadi murid Sang Guru dan melayani masyarakat untuk menebus kesalahan masa lalunya

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun