Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Omong Kosong Tentang Kebahagiaan

15 Juni 2012   09:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:57 292 9
Kita terlalu banyak omong kosong tentang kebahagiaan. Akibatnya kebahagiaan hanya jadi omongan. Kalaupun kita bahagia. Tak lebih hanya kebahagiaan kosong. [k4t3dr4]

Setiap orang pasti ingin hidup bahagia. Tetapi bagaimana kebahagiaan yang kita inginkan?

Tak jarang hanyalah kebahagiaan semu yang justru menjadi awal penderitaan. Kebahagiaan yang adalah hanya dalam bentuk perasaan saja.
"Aku sungguh bahagia menjadi pacarnya. Karena dialah pria yan kuimpikan." seru seorang gadis belia.

Selang tiga bulan kemudian si gadis merana dan mengalami kesedihan yang luar binasa.

Apa sebab? Si pria telah berpindah hati ke gadis lain."

Seorang ibu begitu bahagia mendapatkan buah hati yang diidamkannya. "Mas, inilah kebahagiaan hidupku bisa memiliki anak dari kamu." bisiknya lembut kepada suaminya.

Namun kehidupan siapa yang dapat menduga. Sang anak belum berusia setahun sudah harus pergi selama-lamanya. Karena kecelakaan saat pulang mudik.

Wanita itu sedih meratapi nasibnya. Stres dan mengalami goncangan jiwa. Tak kuasa untuk kehilangan si buah hati.
Di mana kebahagiaan dulu yang dimilikinya?

Ada lagi seorang pria muda dan kaya. Setiap hari kelihatan bahagia. Bisa ke mana ia suka. Wanita mana mau dijadikan pacar tinggal pilih saja.

"Bro... Lu tau gak. Gue ini pria yang paling bahagia di dunia. Si Ani, Si Babby, dan si Luna bisa gue jadiin pacar semua."

Dasar nasib tiada yang tahu. Perjalanan pria kaya tersebut harus berakhir duka. Usahanya bangkrut. Hutang menumpuk. Berpenyakitan.

Sekarang. Mana ada gadis yang mau sama dia lagi? Saking tak kuasa menahan malu dan penderitaan. Akhirnya pria itu loncat dari apartemen di tingkat 18.

Katanya dulu begitu bahagia. Kenapa mesti bunuh diri segala? Raib ke mana kebahagiaan itu?

Kebahagiaan karena terpenuhi atau tercapainya keinginan. Bukanlah kebahagiaan mutlak.

Kebahagiaan karena memiliki kekayaan dan kenikmatan hanyalah kebahagiaan semu. Sewaktu-waktu akan lenyap begitu saja dan tak akan bisa ditemukan.

Lalu di manakah kebahagiaan sejati itu? Adakah kebahagiaan sejati itu?

Kebahagiaan sejati ada di dalam hati yang terkendali dan telah mencapai ketenangan. Hati yang telah terbebas dari keinginan dan keterikatan. Hati yang sudah mencapai apa adanya. Yaitu seperti yang semula.

Apakah kita dapat menemukan atau mencapainya? Tentu dan pasti. Kapan? Mulai saat ini!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun