Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Pohon Mangga pun Punya Perasaan

13 April 2012   06:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 585 0
Hiduplah selaras dengan alam. Karena alam itu berperasaan. Jangan sembarangan merusak tanaman dan membunuh binatang. Tidak memaki langit dan bumi. Jagalah alam sekitar penuh perasaan, maka alam akan membalas dengan berseri-seri.

Itulah kurang lebih kata-kata orang bijak yang telah memahami kehidupan ini. Hidup berperasaan dengan alam.

Dulu saya mengenal teman yang datang dari Taiwan. Beliau suka sekali menanam bunga. Telaten sekali. Kalau menyiram pun berhati-hati.

Beliau berkata,"Semua tanaman ini berperasaan, makanya kita pun harus merawatnya dengan perasaan! Kalau pun hendak memotong tangkainya, potonglah dengan perasaan."

Intinya perasaan. Hidup mesti memiliki perasaan. Dengan merawat tanaman pun bisa melatih kemanusiaan kita.

Bagaimana dengan cerita pohon mangga yang memiliki perasaan?

Baru-baru saya mendengar cerita seorang kawan. Temannya memiliki sebatang pohon mangga di depan rumah.

Sudah sekitar sepuluh tahun pohon mangga tersebut tiada henti memberikan buahnya yang manis sepanjang tahun.

Suatu hari pemilik rumah hendak pindah rumah ke seberang rumahnya yang lama. Sebelum resmi pindah semua tanaman yang kecil-kecil dalam pot dipindahkan.

Pembantunya bertanya,"Bagaimana dengan pohon mangganya, Nya?"

"Kalau gitu gak usah dipindahkan, biarin aja. Lagian udah tua!" kata si nyonya.

Aneh bin heran. Sejak itu pohon mangga tersebut tidak pernah berbuah lagi barang sebiji pun. Sudah setahun lebih sampai sekarang.

Saya yakin hal ini bukan kebetulan. Tapi membuktikan bahwa pohon mangga tersebut memiliki perasaan.

Begitu juga dengan binatang. Saya mengalami sendiri. Saat tinggal di yayasan, ada seekor anjing bersama kami.

Suatu hari ada seorang teman yang kesal dan memarahi anjing tersebut.

"Dasar anjing, nyusahin aja!"

Sejak saat itu, si anjing langsung murung dan menyendiri. Makanan yang disediakan tidak disentuh sama sekali. Akhirnya jatuh sakit.

Si anjing pasti merasa daripada menyusahkan lebih baik mati saja. Mungkin kalau bisa, langsung bunuh diri minum baygon.

Menyadari kesalahannya, teman ini meminta maaf. Tidak lama kemudian setelah diobati, anjingnya kembali mau makan. Bukan sulap bukan magic. Tapi ini soal perasaan.

Dari sedikit pengalaman ini. Kita dapat memaknai. Bahwa semua makhluk itu memiliki perasaan. Pohon mangga dan anjing saja perasaannya bisa terluka bila diperlakukan tidak baik. Apalagi pada manusia?!
Sekarang saatnya memeriksa diri. Masihkah perasaan itu kita miliki?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun