Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

MinggaT

17 Maret 2012   12:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 198 1
Berapa banyak manusia yang berani memutuskan untuk MINGGAT dari penjara dunia yang penuh dengan penderitaan dan ketidaknyamanan ini?

#
Seorang istri yang MINGGAT dari rumah membawa anak sambil menangis tersedu-sedu pulang ke rumah orangtuanya. Karena tidak tahan hidup dengan suaminya yang ringan tangan. Pasti kita pernah mendengar atau mungkin pernah menjadi saksi peristiwa ini.

Sepasang kekasih MINGGAT dari keluarganya karena kisah cinta mereka tak direstui. Sepertinya yang banyak yang terjadi.

Seorang pembantu rumah tangga MINGGAT dari rumah majikannya karena diperlakukan dengan kasar atau tidak senonoh. Rasanya bukan cerita yang heboh lagi.

Pasti kita juga pernah mendengar atau membaca berita tentang para napi yang MINGGAT dari rumah tahanan.
MINGGAT bisa dimaknai sebagai pergi tanpa ijin. Pergi secara diam-diam. Bisa juga berarti melarikan diri.

Pergi tanpa ijin atau melarikan diri terpaksa dilakukan. Karena tempatnya berada saat ini sudah tidak memberikan kedamaian dan kenyamanan lagi.

Dengan MINGGAT pelakunya berharap terbebas untuk hidup bebas sesuai harapannya. Minimal bisa bebas dari ketidakbebasan sebagai pribadi yang memiliki kebebasan.

MINGGAT bisa jadi pilihan yang sudah dipikirkan secara matang. Bisa juga karena tidak ada pilihan lagi. Dihimpit oleh rasa putus asa.

Secara keduniawian kita memahami MINGGAT seperti demikian. Tentu kita sulit menentukan. Apakah MINGGAT itu tindakan yang benar atau salah. Sebab banyak alasan yang melandasi tindakan seseorang untuk MINGGAT.

Namun saya akan mengatakan, bahwa adalah tindakan yang benar. Bila seseorang berani untuk segera MINGGAT dari kehidupan keduniawian secara sadar.
Tapi berapa banyak yang berani melakukannya?

Seorang teman, karena sudah merasa ketidaknyamanan akan kehidupan keduniawian. Lalu memutuskan pergi menjadi seorang biksu. Hal ini dilakukan bukan karena keputusasaan. Tapi dilandasi kesadaran.

Tentu kita tidak perlu bersikap seperti demikian. MINGGAT dari urusan keduniawian secara total.

Hidup di dunia, tentu kita tidak akan terpisah dari keduniawian. Tetapi bukan berarti membuat kita demikian bodohnya tenggelam dalam urusan keduniawian sepanjang waktu.

Membuat kita takut untuk MINGGAT sejenak atau beberapa waktu untuk menikmati kebebasan.

Padahal kita tahu, urusan keduniawian tidak akan ada habisnya dan menciptakan banyak ketidakbebasan dan ketidaknyamanan.

Sekali sayangnya, hal itu justru membuat kita takut untuk MINGGAT. Sebaliknya semakin menjerat hidup kita.

Sadarkah kita, bahwa dunia ini telah menjadi penjara bagi kita. Penderitaan yang datang silih berganti. Ternyata tidak menyadarkan kita untuk memutuskan MINGGAT.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun