Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Ruhut Memang Pandai Memutarbalikan Fakta

16 Januari 2011   05:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:32 2038 5

Mengapa orang-orang pintar, demi kepentingannya selalu pintar memutarbalikan fakta? Ini fakta yang seringkali terjadi disekitar kita dan bisa membuat kita marah dan melakukan hal-hal diluar rencana.

Bapak Ruhut Sitompul, anggota Fraksi Partai Demokrta, menanggapi pernyataan Tokoh Lintas Agama tentang 18 kebohongan pemerintahan Presiden SBY, sebagai tidak berdasar dan menciptakan kegamangan di tengah masyarakat Indonesia. Ruhut menilai, bahwa pernyataan itu tidak pantas keluar dari mulut para pemuka agama yang menjadi panutan masyarakat dan berharap para tohoh agama tidak memancing keresahan masyarakat.

Membaca pernyataan Abang Ruhut ini, diam-diam saya pengen tertawa dan dalam hati bergumam, yang namanya pengacara tidak dimana-mana, memang paling pintar memutarbalikan fakta. Siapa yang berani bayar dan demi kepentingan, dengan kelihaian kata-kata dari mulut mereka segalanya bisa berubah.

Pada kenyataannya, justru selama ini Pemerintahan Presiden SBY sendiri yang sering menciptakan kegamangandan memancing keresahan masyarakat dengan pernyataan-pernyataannya. Dari pernyataan Presiden SBY sendiri, sampai jajaran menterinya dan yang pasti juga pernyataan Abang Ruhutnya sendiri. Dari masalah hukum, kasus Century, Lapindo, rekening polisi gendut, sengketa dengan Malaysia, sampai masalah kemonarkian Yogyakarta. Inilah adalah kebenarannya. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat masih bertanya-tanya dan bingung bagaimana kelanjutan kasusnya.

Lah, ini Abang Ruhut justru berani mencoba memutarbalikan fakta? Jangan mentang-mentang pengacara, bang. Apa memang kerjanya harus begitu?

Para tokoh agama mau membeberkan semua fakta ini saya yakin adalah karena rasa tanggung jawabnya sebagai warga Negara dan pemuka agama. Karena sudah tidak tahan lagi melihat kebohongan demi kebohongan yang bukannya diungkap, tetapi justru ditambah lagi. Saya yakin sekali lagi, nuranilah yang berbicara dalam hal ini, bukan demi kepentingan apapun.

Seharusnya pemerintah mau berbesar hati dan terbuka menerima semua masukan ini sebagai bahan pertimbangan dan untuk bisa bekerja lebih baik lagi dan memulihkan kepercayaanmasyarakat yangsemakin menurun. Tetapi sayangnya, ternyata para pemimpin kita isi kepalanya lebih banyak negatifnya, sehingga masukan yang begitu positifnya, justru dinilai negatif.Bila demikian, apa yang bisa kita harapkan dari pemimpin yang anti kritikan dan gampang panas kupingnya?

Keterpurukan dan sulit untuk maju. Begitulah negeri kita ini, semakin tertinggal dari negeri tetangga. Kemajuan dan keberhasilan yang dicapai hanyalah diatas kertas dengan segala kebohongan demi citra baik pemimpinnya. Padahal kenyataannya pengangguran dan kemiskinan dimana-mana. Di depan istana saja masih ada kemiskinan dan gelandangan yang lewat. Setiap hari juga para pejabat yang ada di ibukota bisa melihat dengan jelas dari dalam mobil mewahnya atas kemiskinan yang ada. Apakah ini kebohongan?

KatedraRajawen

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun