Pada jaman sekarang memang sulit untuk membedakan antara yang waras dan tidak waras. Yang waras bisa saja menganggap orang lain tidak waras. Begitu sebaliknya, yang tidak waras bisa juga menuduh orang lain yang waras sebagai tidak waras. Bisa juga yang waras mengaku tidak waras, yang yang tidak waras menganggap dirinya waras! * [caption id="attachment_312636" align="alignleft" width="225" caption="pose waktu masuk 'sumber waras' tahun 1990"][/caption] Diawali tulisan Bu Linda yang mempertanyakan kewarasan seorang Mr. Marzuki Alie yang notabene adalah Ketua DPR RI, kemudian melalui sms yang dikirim ke Bu Linda, yang inti isinya adalah mengatakan orang yang mengganggap dirinya tidak waras adalah sebenarnya orang yang tidak waras. Kemudian banyak kompasianer merespons dengan mengaku dirinya sebagai tidak waras. Dilanjutkan Pak Doddy Poerbo menulis mempertanyakan balik waraskah Linda Djalil. Lalu setelah membaca tulisan tersebut giliran saya yang mengaku waras mempertanyakan kewarasan Pak Doddy. Dimana dibagian akhirnya tulisan disimpulkan, bahwa jamanlah sebenarnya yang tidak waras alias jamannya yang edan. Bila kemudian pada hari ini, ada pula yang mempertanyakan kewarasan saya, padahal saya sudah mengaku waras, maka bisa dikatakan orang tersebut masih cukup waras. Mengapa? Karena dalam waktu satu dua hari ini, terus terang kewarasan saya sedang terganggu. Walaupun saya sudah mengaku waras, tetapi saya meragukan apakah saya benar-benar masih waras? Nah, bila ada yang bertanya saat ini, "Katedrarajawen, waraskah Anda Ini?" Dipastikan saya tidak bisa memberikan jawaban yang meyakinkan. Sebenarnya ada masalah apa dalam hal ini? Jujur harus saya katakan, bahwa saya menjadi tidak waras gara-gara Kompasiana. Baik secara positif maupun negatif. Dalam dua hari ini saya benar-benar dibuat Kompasiana menjadi tidak waras. Akibat koneksinya yang masih sering sulit diakses dan juga berbagai kendala untuk menerbitkan tulisan. Ditambah lagi, ada tulisan yang hilang sebagian, tulisan seharinya sudah diterbitkan, tiba-tiba muncul jadi tulisan baru, tapi semua komentarnya lenyap. Ada juga saat hendak edit tulisan, tetapi setelah selesai diklik 'save' tanpa sadar jadi tulisan terbaru. Tanggapan dari teman yang tidak berganti berhari-hari. Sekali komentar tahu-tahu muncul tiga kali. Semua ini memang membuat saya hampir tidak waras. Sudah asik-asik menulis, ketika hendak disimpan, mungkin karena ikutan error, tulisan malah jadi terhapus. Membuat kehilangan gairah untuk menulis kembali. Tetapi harus jujur juga saya katakan, bahwa gara-gara Kompasiana sayapun menjadi tidak waras untuk terus menulis. Setiap hari ada saja yang bisa dituliskan. Tanpa sadar sudah mencapai ribuan. Sampai saya berpikir, bila saya dalam keadaan waras, rasanya tidak mungkin saya bisa menulis sebanyak itu. Jadi, sebenarnya saya ini waras atau tidak sih?
KEMBALI KE ARTIKEL