Akhirnya kuputuskan , bahwa pertanyaan - pertanyaan ini tak membutuhkan jawaban-jawaban dengan teori-teori yang masuk akal dan indah.
Ternyata yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk berdiam diri dalam keheningan untuk bertanya , ya mengapa ?
Bila aku bisa menjadi orang benar, mengapa aku setiap hari membenamkan diri dalam kesalahan?
Bila aku bisa jadi seorang pemenang , mengapa aku lebih memilih menjadi seorang pecundang dalam pertarungan hidup ?
Bila aku bisa tersadarkan , mengapa aku memiliki untuk menyesatkan diri pemikiran dan perbuatan ?
Bila aku bisa memilih untuk menjadi orang yang berbahagia , mengapa aku harus menuju kejalan penderitaan ?
Bila Tuhan menginginkanku menjadi kaya , mengapa aku memilih bergelut dalam kemiskinan ?
Bila aku bisa memberi , mengapa aku masih harus menistakan diri untuk meminta - minta?
Bila seharusnya aku hidup untuk saling memahami dan mengasihi , mengapa harus tidak peduli dan mengumbar kebencian ?
Bila aku bisa untuk menjadi seorang yang rendah hati, mengapa memegahkan diri dalam kesombongan ?
Bila aku bisa menjadi seorang yang berjiwa besar , mengapa aku mengkerdilkan diri dalam kesempitan ?
Bila aku masih memiliki tawa yang membahana , mengapa aku harus terus bersedih dalam kedukaan ?
Bila harapan itu selalu menanti untuk kuraih, mengapa aku harus hidup dalam keputus-asaan ?
Bila aku memiliki keberanian untuk tidak takut, mengapa seringkali kali menakuti diri sendiri untuk berani menghadapi persoalan hidup ini?
Bila aku bisa untuk membicarakan kebaikan-kebaikan dari orang lain, lalu mengapa aku lebih suka hanya membahas kejelekannya ?
Bila aku masih mempunyai hati yang puas , mengapa setiap saat aku mengisinya dengan keserakahan ?
Mengapa ? Tak sanggup lagi rasanya untuk bertanya ? Masih terlalu banyak yang harus kutanyakan pada diriku ! Yang memang tak membutuhkan jawaban....